Peristiwa Internasional

Wabah Kolera Bayangi Korban Gempa Afghanistan

Jumat, 24 Juni 2022 - 10:10 | 41.39k
Hampir semua rumah penduduk yang terkena gempa di Afghanistan ambruk karena terbuat dari lumpur dan batu.(FOTO:Screenshot TOLO.news)
Hampir semua rumah penduduk yang terkena gempa di Afghanistan ambruk karena terbuat dari lumpur dan batu.(FOTO:Screenshot TOLO.news)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Warga Afghanistan yang selamat dari gempa kini tidak punya makanan, tempat berteduh dan ketakutan akan munculnya wabah kolera.

Gempa paling mematikan dalam dua dekade yang mengguncang Rabu dini hari lalu itu telah menyebabkan sekitar 1000 orang meninggal dunia dan 3000 lainnya terluka.

Hari ketiga sejak peristiwa itu, mereka mulai kelaparan. Mereka berusaha mencari sisa-sisa  makanan dengan membongkar puing-puing rumah mereka yang ambruk.

"Tapi kami tidak menemukan makanan, justru mayat keluarga kami yang kami temukan," kata salah seorang penduduk di provinsi Paktika.

Bahkan Agha Jan, seperti dilansir BBC, mengatakan tiga anaknya yang masih kecil dan dua istrinya meninggal dunia dalam gempa itu saat mereka tidur.

Saat gempa melanda pada dini hari Rabu, Agha Jan bergegas menuju kamar tempat keluarganya menginap.

"Tapi semuanya berada di bawah puing-puing. Bahkan sekop saya. Tidak ada yang bisa saya lakukan. Saya memanggil sepupu saya untuk membantu, tetapi ketika kami mengeluarkan keluarga saya, mereka semua sudah mati," katanya.

Daerah di sekitar desa Agha Jan di distrik Barmal, provinsi Paktika inilah salah satu yang paling parah terkena dampak gempa, dimana sekitar 1.000 orang diyakini meninggal dunia dan 1.500 lainnya terluka.

Kini helikopter militer yang berputar di langit tidak lagi mengangkut korban yang terluka tetapi mengirimkan persediaan.

Dilansir Tolo.news pejabat Taliban mengatakan, jumlah korban meninggal dunia  di provinsi Paktika dan Khost telah meningkat menjadi sekitar 1.100 dan jumlah korban luka telah meningkat menjadi 1.600.

Kementerian Negara Penanggulangan Bencana juga menambahkan bahwa lebih dari 1.000 orang yang terluka berada dalam kondisi kritis. Jumlah korban dan luka-luka meningkat dari hari ke hari, karena beberapa orang masih terjebak di reruntuhan.

Pejabat setempat dan warga Paktika mengatakan lebih dari seribu rumah hancur akibat gempa.

Penduduk di daerah yang terkena dampak mengatakan mereka telah kehilangan semua barang-barang mereka dalam insiden itu.

Keluarga miskin di Provinsi Paktika meminta lembaga kemanusiaan dan pemerintah untuk segera memberikan bantuan kepada mereka.

"Masyarakat sudah banyak menderita korban jiwa, banyak korban jiwa, gempa bumi banyak menghancurkan rumah," kata seorang warga Paktika.

Kerabat para korban mengalami siang dan malam yang berat di luar rumah akibat rusaknya rumah-rumah di beberapa wilayah Paktika.

"Korban masih banyak yang tertimbun reruntuhan, kita tidak tahu berapa orang yang masih tertimbun reruntuhan, setiap rumah ada 20 orang yang syahid,” kata warga Paktika lainnya.

Kebutuhan yang paling mendesak adalah tempat tinggal bagi ratusan keluarga yang kehilangan tempat tinggal.

Karena hampir setiap rumah di desa yang umumnya dibangun dari lumpur dan batu rusak parah, ambruk. Hampir setiap keluarga juga berduka karena kehilangan kerabatnya.

Badan-badan bantuan Afghanistan dan internasional juga sedang menilai kerusakan dan mengirimkan pasokan. Tetapi ini adalah krisis besar dan berkembang, yang muncul di atas situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di negara itu.

Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang juga membantu mendukung para korban akibat gempa di Afghanistan itu memperingatkan risiko kemungkinan wabah kolera. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES