Wisata

Meresapi Keindahan Pulau Sumba, Surga Kecil di Provinsi NTT

Jumat, 24 Juni 2022 - 06:13 | 238.73k
Indahnya sunset dengan pohon bakau di Pantai Walakiri. (Foto: referensiwisata.com)
Indahnya sunset dengan pohon bakau di Pantai Walakiri. (Foto: referensiwisata.com)

TIMESINDONESIA, SUMBA – Hamparan sabana yang luas, bukit kapur yang berjejer, desa-desa yang didirikan di puncak bukit dengan konsep tradisional beratap jerami. Sungguh kemegahan alam yang indah, bersatu dengan kearifan lokal masyarakat sekitar. Yuk jelajahi cantiknya panorama Pulau Sumba di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

Diapit oleh Laut Sawu di bagian timur dan Samudra Hindia di selatan dan barat, dengan luas 10.710 km2 terdiri dari empat kabupaten yaitu Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, dan Sumba Timur, kota terbesar terletak di Waingapu, Sumba Timur.

Untuk wisatawan yang ingin berkunjung, bisa menggunakan jalur laut melalui Pulau Bali, atau jalur udara yang bisa transit di Denpasar atau Kupang.

Pantai-Walakiri-2.jpg

Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, ombak di sini termasuk besar dan biasanya setinggi 1 hingga 2 meter loh! Dan karena arusnya cukup kuat, jadi hanya peselancar profesional saja yang diperbolehkan. Ombak tertingginya muncul pada bulan Mei hingga Oktober.

Pantai-pantainya juga terkenal akan pemandangan eksotisnya yang memukau para wisatawan. Sebut saja Pantai Walakiri dengan pesona sunsetnya yang cantik dan pohon bakaunya yang terlihat seakan menari, Pantai Nihiwatu yang menjadi Pantai Terbaik Asia dan salah satu tujuan peselancar kelas atas.

Juga, Pantai Watubela yang dikelilingi tebing tinggi batuan kapur dan hamparan pasir putih, Pantai Bwanna atau Banna yang dikelilingi tebing kokoh dan ikon batu karang tinggi dengan lingkaran seperti cincin di pinggir pantai, Pantai Mandorak dengan 2 tebing karang yang saling berhadapan dan hamparan pasit putih dengan air laut jernih.

Selain pantai ada juga Laguna Weekuri yang hanya berjarak 20 meter dari air laut, dan hanya dipisahkan oleh tebing. Airnya yang dingin dengan pemandangan yang menakjubkan membuat para wisatawan betah berlama di sini.

Jika datang di pagi hari, sinar matahari dapat menembus air sampai ke dasar laguna, memamerkan pemandangan bawah yang cantik. Jika di sore hari, warna air yang kebiruan berubah menjadi keemasan terkena cahaya matahari, ajaib bukan?

Pantai-Walakiri-3.jpg

Untuk opsi selain pantai, Sumba memiliki deretan bukit yang bisa memanjakan mata para wisatawan, tak heran pulau ini juga disebut dengan Negeri Seribu Bukit. Ada Bukit Warinding di Sumba Timur yang mempunyai lanskap seperti lukisan, Bukit Mondu dengan panorama pedesaan asri bahkan bisa melihat kuda berlarian.

Selain itu, ada Bukit Ledongara di Sumba Barat yang menyatukan hijau rumput dengan birunya langit, Bukit Tenau yang masih tenang dan cocok untuk menenangkan diri dari penatnya keributan kota, dan Bukit Hiliwuku yang indah bukan main dan masih jarang dilirik oleh wisatawan.

Dengan kontur alam yang unik, selain pantai dan sabana yang terbentang luas, ada beberapa air terjun alami yang bahkan masih jarang dikunjungi para wisatawan. Seperti Air Terjun Laipopu yang mempunyai lereng terjal berundak-undak dari puncaknya, Air Terjun Lokomboro yang juga difungsikan sebagai PLTA karena arusnya yang cukup deras.

Lalu Air Terjun Matayangu atau blue waterfalls oleh sebagian pengunjung dikarenakan mempunyai warna sangat biru, Air Terjun Tanggedu yang juga disebut sebagai Grand Canyon asli Sumba, dan Air Terjun Waimarang yang mempunyai kolam alami.

Jika penasaran dengan kehidupan budaya masyarakat, ada salah satu desa tradisional di Kabupaten Sumba Barat, yaitu Desa Waikabubak. Disini wisatawan bisa melihat ritual serta tradisi-tradisi unik masyarakatnya yang masih memegang kepercayaan Marapu.

Pada bulan Februari atau Maret ada Festival Pasola, yaitu sebuah tradisi masyarakat menyambut musim panen. Tradisi ini sudah ada selama puluhan tahun, dan biasanya diadakan di lokasi yang berbeda dengan hari yang berbeda setiap tahunnya.

Di sini akan ada ratusan orang menunggang kuda tanpa pelana sambil saling melemparkan tombak. Menurut kepercayaan, Festival Pasola merupakan upacara yang akan membawa kesuburan bagi tanah mereka dan keberkahan panen.

Lain halnya di Waingapu, Sumba Timur yang merupakan surge bagi pecinta tenun ikat khas Sumba. Disana terdapat tiga desa penghasil tenun yang terkenal berada, yaitu Desa Prailiu, Desa Kwangu, dan Desa Lambanapu.

Proses di ketiga desa tersebut masih menggunakan teknik tradisional dan pewarna alami, dengan warna dominan biru tua, merah, hitam, putih, dan kuning. Untuk motif sendiri dari flora, binatang, maupun manusia.

Untuk kalian yang ingin datang ke Pulau Sumba, NTT, jangan lupa untuk menyiapkan kondisi fisik yang sehat ya, dikarenakan ada banyak destinasi yang bisa kalian kunjungi dan kegiatan menarik di pulau ini. Apalagi ketika sedang libur panjang dan ingin berlibur bersama rombongan keluarga. Selain itu ketika berkunjung, tetap menjaga kebersihan agar lingkungan sekitar bisa terjaga keindahannya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES