Politik

Bauran Komunikasi Politik Puan Harus Maksimal, Jangan Turun Kelas di Pemilu 2024

Kamis, 23 Juni 2022 - 16:29 | 39.25k
Ketua DPR RI Puan Maharani - (FOTO: dok JawaPos)
Ketua DPR RI Puan Maharani - (FOTO: dok JawaPos)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing menyebut Ketua DPR RI Puan Maharani harus mengelola dan mengoptimalkan bauran pemasaran komunikasi politik untuk bisa mendongkrak elektabilitas jelang Pemilu 2024.

Beberapa faktor kunci dalam bauran tersebut, pertama adalah produk yang dalam hal ini adalah sosok Puan Maharani. Kata Emrus, kualitas dari Puan sebenarnya tidak perlu diragukan. Hal itu bisa dilihat dari rekam jejak karir politiknya, dari Ketua Fraksi PDIP di DPR, Kemenko PMK, hingga Ketua DPR. 

"Sosok dari Puan Maharani sudah sangat berkualitas," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis 24 Juni 2022.

Ia menyebutkan Puan pernah menduduki jabatan Ketua Fraksi PDIP DPR yang saat itu menjadi oposisi dari pemerintahan SBY. Ia berhasil dengan bukti kenaikan suara PDIP yang bukan karena jabatan menteri, melainkan sebab kinerja PDIP di DPR.

Kemudian ketika menjadi Menko PMK, jabatan itu mampu dijalankannya dengan baik dan relatif tidak ada masalah. Termasuk saat ini ketika menjabat sebagai ketua DPR, Puan dinilai berhasil dengan bukti pengesahan UU TPKS. Berikut tengah mengawal Rancangan Undang-undang Kesejahteraan Ibu dan Anak.

"Itu kan suatu UU yang memberikan perlindungan pada hak-hak warga. Kan bagus itu?" tandasnya.

Emrus menekankan Puan Maharani perlu mengelola faktor promosi. Sejauh ini, hal itu belum dilakukan dengan baik sehingga namanya belum terwacanakan secara sistematis dan masif di ruang publik. Promosi itu harus didukung dengan konten dan strategi distribusi yang baik.

"Menawarkan gagasan-gagasan yang out the box untuk rakyat," jelas Emrus menekankan pentingnya muatan promosi dimaksud.

Di sisi lain, Ketua DPR disarankan untuk mengunjungi warga secara langsung untuk mendengar kesulitan dan masalah yang mereka hadapi. Dengan jabatan dan kekuatan politiknya, Puan diharapkan mampu menyelesaikan masalah warga yang berada di seluruh Indonesia. Bukan hanya di Jawa, melainkan seluruh daerah di Indonesia.

"Ketika itu ditawarkan dan dibuat di media sosial maka penawaran itu bersifat nasional. Jadi orang-orang di daerah lain ikut merasakan kebijakan itu," tambahnya.

Jangan Turun Kelas di Pilpres

Emrus Sihombing juga menilai soal pemasangan nama Puan Maharani dengan calon lain dalam kontestasi Pilpres 2024 yang disebutnya masih sangat cair. Meski demikian, sebagai sosok yang berlatar partai pemenang pemilu, Puan seharusnya maju sebagai calon presiden. 

Sambil berseloroh, PDI Perjuangan sebagai partai pemenang pemilu, hendaknya tidak turun kelas mendorong kadernya dalam Pilpres 2024. Misalnya 'hanya' mendorong Puan menjadi calon wakil presiden. Sebab hal itu jelas tidak sesuai dengan simbol besar PDI Perjuangan sebagai pemenang pemilu.

"Sampai sekarang saya melihat nama-nama yang muncul ke permukaan berpotensi untuk bisa menjadi wakil dan menangkan pemilu," tegasnya.

Emrus menilai kerja sama politik juga sangat berpengaruh dalam memastikan kemenangan Puan Maharani di Pilpres 2024. Ia menyarankan PDI Perjuangan bisa berkoalisi dengan partai yang saat ini berada dalam koalisi besar pada pemerintahan Joko Widodo. Jika memungkinkan bahkan bisa bekerja sama dengan beberapa partai sekaligus.

"Tentu kalau itu terjadi, di atas kertas, hampir pasti menang," pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Indodata Danis TS Wahidin mengatakan, bahwa dalam empat tahun terakhir, elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan selalu moncer diatas 20%. Safety power ini lantas dimiliki siapapun bakal calon presiden dan wakil presiden dari PDI Perjuangan, termasuk Puan Maharani. 

“Mbak Puan punya apa yang disebut safety power, kekuatan yang aman yaitu elektabilitas partai PDIP bertengger konsisten selama 4 tahun periode ke 2 diatas 20% sampai 26% persen itu menakjubkan," kata Danis.

Sedangkan untuk Self Power atau kekuatan pribadi adalah elektabilitas Puan Maharani. Pencapaian prestasi dan juga kiprahnya baik sebagai Ketua DPR RI maupun sebagai politisi. Elektabilitas ini adalah sebuah komponen politik yang dinamis dan terus bisa bergerak dan dipengaruhi berbagai variabel yang lain. 

"Dalam beberapa riset, masyarakat Indonesia baru tentukan pilihan 2 bulan sebelum hari H. Maka semua berjuang untuk meningkatkan elektabilitasnya," tambah pria yang menjadi dosen di UPN Veteran Jakarta ini. 

"Dalam konteks suksesi elektoral atau dalam strategi elektoral dalam meningkatkan elektabilitas, kita kenal Efek Ekor Jas, teori pencangkokan, kita kerek elektabilitas kita dengan mencangkokkan diri dengan elektabilitas figur lain yang lebih tinggi," tambahnya.

Nama-nama yang sudah beredar dipasangkan dengan Puan diantaranya Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Dia menyontohkan sosok mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Elektabilitas JK meroket saat dipasangkan dengan Joko Widodo dan akhirnya terpilih menjadi wakil presiden untuk kedua kalinya. 

Para calon presiden dan wakil presiden di Pemilu 2024, termasuk Puan Maharani, lanjut Danis, masih memiliki waktu untuk memperbaiki elektabilitas mereka, mendekatkan diri pada pemilih dan tentunya menawarkan program berkualitas untuk kesejahteraan bangsa. "Politik kinerja, bagaimana mereka berusaha bersama-sama membangun bangsa, mengeluarkan pikiran dan tenaga untuk kebaikan bangsa, meski mereka berasal dari latar belakang beragam. Bagaimana demokrasi memiliki hubungan vertikal dan horizontal dengan kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES