Peristiwa Nasional

PDI Perjuangan, 'Partai Sandal Jepit' yang Banyak Melahirkan Pemimpin Hebat

Rabu, 22 Juni 2022 - 17:49 | 54.47k
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat. (FOTO: Hasbullah/TIMES Indonesia)
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat. (FOTO: Hasbullah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebagai partai politik 'sandal jepit'. PDI Perjuangan memiliki fungsi utama untuk turun ke bawah mengorganisir rakyat guna memecahkan masalah yang ada.

Demikian diungkapkan Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat di sela Rapat Kerja Kerja Nasional (Rakernas) II PDI Perjuangan di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (22/6/2022).

"PDI Perjuangan itu sebagai partai wong cilik, partai sendal jepit, jadi tugas itu satu (turun ke bawah untuk memecahkan masalah rakyat)," ucap Djarot.

Selain itu, PDI Perjuangan juga akan terus melakukan pendidikan politik menggembleng calon-calon pemimpin, yang nantinya bisa ditugaskan baik di struktur partai, eksekutif maupun di legislatif. 

Sebab, menurut Djarot, keberhasilan partai politik, dilihat dari apakah mampu melahirkan pemimpin atau calon pemimpin yang digodok di partai.

"Alhamdulillah PDIP mampu menggembleng dan melahirkan banyak pemimpin-pemimpin politik, pejabat-pejabat politik yang dipilih secara elektoral, secara demokratis," ungkap Djarot.

Karena itu, sebagaimana pesan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk keluar dari zona nyaman, maka kader siap menjalaninya dengan sepenuh hati.

"Ibu Mega selalu menekankan keluar dari zona nyaman, turun ke bawah jangan terpukau dengan hasil survei. Karena hasil survei akan mengikuti apa yang dikerjakan oleh para kader, para teman-teman struktural kita, eksekutif dan legislatif kita di bawah," tutur Djarot.

Mnyangkut Pemilu 2024, Djarot mengungkapkan, bahwa Rakernas II PDI Perjuangan bakal menyiapkan satu proses regenerasi dan menyiapkan calon termasuk merumuskan sistemnya. Di mana, semuanya harus dilakukan secara gotong royong.

"Kita juga akan menghadapi pemilih yang berbeda. Generasi milenial sangat banyak, generasi X, Y, dan Z maka pola campaign itu juga harus berubah, bagaimana kita bisa melakukan pendidikan politik itu secara soft campaign, secara halus," jelas Djarot.

Hal tersebut diperlukan agar anak muda bukan hanya terlibat dalam memilih, tapi belajar memikirkan calon pemimpin bangsa dan tantangan ke depan yang akan dihadapi. "Jadi itu ya makanya ini agak berbeda sedikit dan ini sangat serius dilakukan di Sekolah Partai,," jelasnya.

"Dan itu hasil Rakernas ini merupakan dari bawah. Karena kita memulai dari tingkat cabang, Rakerca, Rakerda tingkat atas, kemudian di pusat," tegas Djarot Saiful Hidayat di sela Rakernas II PDI Perjuangan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES