Kesehatan

Gejala PMK Pada Sapi di Pangandaran Diduga Berasal dari Jawa Tengah

Selasa, 21 Juni 2022 - 20:32 | 40.00k
Petugas dari Dinas Pertanian Pangandaran sedang melakukan pemeriksaan terhadap sapi yang diindikasikan terpapar PMK. (Foto: Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Petugas dari Dinas Pertanian Pangandaran sedang melakukan pemeriksaan terhadap sapi yang diindikasikan terpapar PMK. (Foto: Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Gejala Penyakit Mulut Kuku (PMK) yang terjadi pada puluhan sapi di Kabupaten Pangandaran diduga berasal dari Jawa Tengah.

Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Ghaniyy mengatakan, dugaan penularan PMK berasal dari Jawa Tengah tersebut setelah ada pengiriman sapi dari Jawa Tengah yang lolos pantauan.

"Pengiriman sapi dari Jawa Tengah ke Pangandaran terjadi pada malam hari dan kami melakukan pemantauan tidak 24 jam," kata Ghaniyy, Selasa (21/6/2022).

Semula Dinas Pertanian melakukan pengetatan pengiriman hewan dari luar daerah yang masuk ke Pangandaran.

"Pihak Dinas Pertanian melakukan cek point pada hewan dari luar daerah yang masuk ke Pangandaran pada (23-27/5/2022) dan karena beberapa keterbatasan akhirnya rutinitas tersebut hanya berjalan 5 hari," tambahnya.

Kesepakatan cek point tersebut dilakukan atas kesepakatan bersama antara pelaku usaha hewan ternak, Dinas Pertanian dan Polres Pangandaran setelah pasar hewan dibuka.

"Awalnya Dinas Pertanian menutup pasar hewan pada (13-19/5/2022) karena pelaku usaha ternak hewan melakukan protes akhirnya pasar dibuka dengan menyertakan syarat hewan dari luar daerah harus cek point terlebih dahulu," tambah Ghaniyy.

Dijelaskan Ghaniyy para pelaku usaha ternak hewan melakukan protes lantaran penutupan pasar hewan berdampak buruk pada perekonomian.

"Tetapi setelah banyak hewan dari luar daerah yang masuk ke Pangandaran dan tidak terpantau bahkan lolos dari cek point maka terjadi indikasi gejala PMK kepada 35 ekor sapi di Pangandaran," jelas Ghaniyy.

Setelah terjadi gejala PMK itu, Dinas Pertanian kembali melakukan penutupan pasar hewan pada (6/6/2022) dan pihak Dinas Pertanian melakukan upaya penyembuhan pada hewan sapi yang terindikasi PMK itu.

"Sekarang kondisi dari 35 ekor sudah membaik sebanyak 30 ekor dan 5 ekor lagi masih dalam tahap pantauan," pungkas Ghaniyy. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES