Politik

Rakernas II PDIP, Mega: Jangan Membedakan Peran 

Selasa, 21 Juni 2022 - 19:56 | 38.34k
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menyerahkan potongan tumpeng kepada Presiden Jokowi. (FOTO: dok. PDIP)
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menyerahkan potongan tumpeng kepada Presiden Jokowi. (FOTO: dok. PDIP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan jika saat ini masih banyak kaum perempuan yang tidak diberikan kesempatan untuk mengisi pos-pos strategis di berbagai bidang.

Megawati mengatakan hal tersebut saat berpidato dalam Rapat Kerja Nasional II Tahun 2021 di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022). Rakernas dihadiri Presiden Joko Widodo, Puan Maharani, Prananda Prabowo, Hasto Kristiyanto, Pramono Anung, Ganjar Pranowo, dan seluruh kader PDIP.

"Saya hari-hari ini, bagian dari kontemplasi saya, sering berpikir kenapa ya kita sudah merdeka, berdaulat, bebas dan aktif tapi kaum perempuan kok masih disuruh ndeleng (melihat) terus," kata dia.

Mega menceritakan, meski dirinya seorang perempuan namun pernah menjadi anggota DPR RI, menjadi Wakil Presiden, bahkan sampai menjadi Presiden Indonesia. 

"Artinya apa? Bisa kaum perempuan itu juga menjadi seperti saya," ungkap Megawati.

Ia meminta agar tidak ada lagi yang membeda-bedakan antara kaum perempuan dan laki-laki. Apalagi, dalam ajaran agama, terlebih Islam tidak ada diskriminasi soal peran antara kaum perempuan dan laki-laki. Kader PDIP juga diingatkan untuk tidak membedakan peran.

"Jadi siapa pengikut PDI Perjuangan? Kalau tidak sejajar dengan kaum perempuan, out. Nah gitu wae," kata Megawati.

Selain itu, ia meminta kader partainya tidak hanya berada di zona nyaman, hanya karena elektabilitas partainya selalu teratas dalam berbagai survei. Sebab ia khawatir zona nyaman membuat kader berpuas diri.

Ditekankan pula bahwa PDI Perjuangan didirikan untuk mengorganisir kekuatan rakyat. Kalau ada kader yang tidak setuju, Presiden Kelima RI ini meminta sebaiknya mundur. Ia membentuk partai agar bisa mengorganisir kekuatan rakyat menjadi solid, bersama untuk maju ke depan bagi Indonesia Raya. 

"Jadi kalau ada yang tidak setuju, kali ini seperti yang selalu saya katakan (di hadapan, red) Pak Jokowi, silahkan mundur," jelas Ketum DPP PDI Perjuangan Megawati. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES