Pendidikan

Tak Puas Capai Sangat Baik, Unisla Ingin Raih Akreditasi Internasional

Selasa, 21 Juni 2022 - 12:40 | 31.70k
Bambang Eko Muljono, Rektor Unisla didampingi Ketua YYPTI Sunan Giri Ir Wardoyo saat Press Conference di Gedung Utama lantai 1 Kampus Unisla, Selasa (21/6/2022), Foto : Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)
Bambang Eko Muljono, Rektor Unisla didampingi Ketua YYPTI Sunan Giri Ir Wardoyo saat Press Conference di Gedung Utama lantai 1 Kampus Unisla, Selasa (21/6/2022), Foto : Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGANUniversitas Islam Lamongan (Unisla) telah mencapai akreditasi sangat baik sekali sesuai Standar Nasional Pendidikan Tinggi Indonesia (SNPTI). Namun, capaian ini tak membuat puas Kampus Hijau. Untuk itu Unisla ingin meraih Akreditasi Internasional. 

Tentu, setelah diraihnya Akreditasi Internasional nanti Unisla akan menjadi perguruan tinggi swasta yang unggul. Sehingga kedepannya, Unisla diharapkan mampu melahirkan mahasiswa, generasi dan sumber daya manusia yang unggul pula. 

"Kita hebat tapi kalau nggak diakui di luar negeri itu percuma. Untuk itu kita harus berpartner dan bermitra dengan luar negeri. Kemitraan itu melalui penelitian bersama. Agar bisa Go Internasional, supaya mudah menempuh Akreditasi Internasional," ucap Rektor Unisla Bambang Eko Muljono saat Press Conference, Selasa (21/6/2022). 

Bambang mengatakan, sebagai upaya untuk menempuh Akreditasi Internasional, Unisla telah berpartner dengan perguruan tinggi dua negara yang ada di benua Asia.

"Kami sudah berpartner dengan perguruan tinggi di Taiwan. Saat ini dengan Malaysia. Partner ini riil bukan hanya MoU, tapi penelitian bersama," katanya. 

Kalau partner dengan Taiwan, ungkap Bambang, itu di tahun 2020 saat masih ramai-ramainya Covid-19. Sehingga Unisla  harus menunda untuk datang dan masuk ke Taiwan.

"Terdapat 2 dosen kita yang berpartner dengan universitas di Taiwan. Yakni melakukan penelitian bersama terkait kesehatan lingkungan," ujarnya. 

Tak hanya penelitian bersama saja, kata Bambang, tapi hasilnya harus dipublikasi dalam jurnal yang berstandart dan memiliki reputasi internasional. 

Menurutnya, kalau jurnal standart masional itu Sinta (Scince and Technology Index). "Nah, kalau jurnal berstandart internasional itu Scopus dan Thomson," katanya. 

Sebagai salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia, Bambang menyampaikan, tak ingin terlena. Untuk itu, dirinya mentargetkan, 100 jurnal dari dosen Unisla bisa masuk ke Scopus atau Thomson. 

"Insya Allah target kita 100 jurnal dosen bisa tercapai dua tahun kedepan di jurnal yang berstandar internasional. Sehingga mimpi kita untuk go Internasional dalam meraih akreditasi internasional bisa segera tercapai," ucap Bambang, Rektor Unisla. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES