Peristiwa Internasional

132 Warga Sipil Terbunuh di Mali Afrika Barat

Selasa, 21 Juni 2022 - 13:23 | 99.87k
Mali yang terletak di Afrika Barat itu dulu pernah menjadi negara kaya dengan sebutan Ghana yang dalam bahasa Soninke (penduduk asli lembah sungai Senegal) berarti “raja ksatria”. (FOTO: Maps Mali).
Mali yang terletak di Afrika Barat itu dulu pernah menjadi negara kaya dengan sebutan Ghana yang dalam bahasa Soninke (penduduk asli lembah sungai Senegal) berarti “raja ksatria”. (FOTO: Maps Mali).

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Hanya semalam (Sabtu malam hingga Minggu) setidaknya 132 orang dibunuh di tiga dusun Komune pedesaan Bankass, di wilayah Mopti tengah, Mali, Afrika Barat. Pelaku pembunuhan diduga kelompok bersenjata Katiba Macina yang berafiliasi dengan Al-Qaeda dan ISIS.

Mali dan wilayah Sahel tengah selama berbulan-bulan menghadapi serangkaian pembantaian sipil yang dituduhkan dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata.

Dilansir Al Jazeera, negara ini sejak 2012 diguncang oleh ketidakamanan ketika kelompok-kelompok yang terkait dengan al-Qaeda dan ISIL (ISIS) menyerang warga sipil, menjerumuskan negara itu ke dalam krisis.

Kekerasan yang dimulai di utara telah menyebar ke pusat dan ke negara tetangga Burkina Faso dan Niger.

Pemerintah menyatakan warga sipil dibunuh dengan dingin oleh pejuang Macina Katiba dari Amadou Kouffa, sebuah organisasi yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.

Pembunuhan itu terjadi di Diallassagou dan dua desa terdekat, Diaweli dan Dessagou, di Mali tengah, yang telah lama terperosok dalam ketidakamanan.

"Penyelidik berada di tempat hari ini untuk mencari tahu persis apa yang terjadi," kata walikota Bankass, Moulaye Guindo kepada kantor berita The Associated Press.

Selama beberapa minggu pemberontak di Mali tengah juga telah memblokir jalan antara kota utara Gao dan Mopti di Mali tengah.

Misi penjaga perdamaian PBB di Mali mengeluarkan pernyataan di Twitter tentang serangan yang membuat prihatin karena serangan terhadap warga sipil di wilayah Bandiagara (wilayah Mali tengah) yang dilakukan oleh kelompok-kelompok ekstremis itu.

Bahkan disebutkan serangan-serangan ini dilaporkan telah menyebabkan korban dan perpindahan penduduk.

Dalam insiden terpisah, seorang penjaga perdamaian PBB meninggal pada Minggu akibat luka-luka yang diderita akibat alat peledak rakitan, kata misi PBB untuk Mali dalam sebuah pernyataan.

Kepala Misi PBB untuk Mali, El-Ghassim Wane, mengatakan, sejak awal tahun 2022, beberapa serangan telah menewaskan pasukan penjaga perdamaian berseragam PBB .

Dia mengatakan bahwa serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian dapat merupakan kejahatan perang di bawah hukum internasional dan menegaskan kembali komitmen misi untuk mendukung perdamaian dan keamanan di Mali.

Sejak awal tahun, beberapa ratus warga sipil tewas dalam serangan di Mali tengah dan utara.

Serangan-serangan itu dipersalahkan pada pemberontak bersenjata serta tentara Mali, menurut sebuah laporan oleh divisi hak asasi manusia dari misi PBB di Mali, yang dikenal sebagai MINUSMA.

Misi penjaga perdamaian PBB di Mali dimulai pada 2013, setelah Prancis memimpin intervensi militer untuk menyingkirkan pemberontak yang telah mengambil alih kota-kota besar dan kota-kota besar di Mali utara tahun sebelumnya.

Misi tersebut sekarang memiliki sekitar 12.000 tentara di Mali dan tambahan 2.000 polisi dan petugas lainnya. Lebih dari 270 penjaga perdamaian tewas di Mali, Afrika Barat menjadikannya misi penjaga perdamaian paling mematikan di PBB, kata para pejabat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES