Politik

Pidato Surya Paloh, AL- Hassanah Foundations: Ia Sosok Politisi Teladan

Senin, 20 Juni 2022 - 05:55 | 84.14k
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat Rakernas Partai NasDem di JCC, Jakarta Jumat (17/6/2022) (Foto: Nasdem.id)
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat Rakernas Partai NasDem di JCC, Jakarta Jumat (17/6/2022) (Foto: Nasdem.id)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – "Pemimpin yang dirindukan Indonesia adalah pemimpin yang pantas diteladani pemikiran dan tindakannya. Terutama teladan dalam merangkul semua kalangan termasuk dan berani mengakui kekeliruannya tanpa menonjol-nonjolkan kekeliruan pihak lain, termasuk para lawan politiknya."

Begitu penggalan kalimat yang disampaikan Surya Paloh, dengan suara lantang dan khas, dalam pidato penutupan Rakernas 2022 Partai Nasdem di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (17/6/2022).

Politisi senior pendiri dan Ketum DPP Partai NasDem itu, dalam pidato pembukaan Rakernas partai yang dipimpinnya mengambil tema: Restorasi: Meneguhkan Politik Kebangsaan. 

"Itu orasi politik kebangsaan yang sangat luar biasa. Apa yang disampaikan Surya Paloh sangat layak menjadi dasar pijakan bagi politisi di negeri ini," jelas Founder Al Hasanah Foundations, Najib Salim Attamimi, kepada TIMES Indonesia, Senin (20/6/2022).

Menurut Najib, Surya Paloh juga mengulas dua kali Pemilu di Indonesia. Ia mengajak untuk dijadikan pengalaman berharga untuk kedewasaan berdemokrasi. Karena Pemilu adalah amanah konstitusi, bukan ajang adu domba. Apalagi ajang memecah belah. 

Selama Presiden Jokowi memimpin Indonesia, partai Nasdem sudah banyak mengorbankan apa yang telah diperjuangkan demi Indonwsia. Semua itu bertujuan untuk bangunan keutuhan Indonesia.

"Disini sosok teladan Surya Paloh yang betul-betul berjuang bukan semata-mata kepentingan dirinya dan partai yang ia dirikan. Tapi, semuanya murni untuk kepentingan bangsa dan negara," jelas Najib.

Di masa pemulihan pasca Pandemi Covid-19, Surya Paloh tak sibuk memikirkan kepentingan dirinya dan partainya. Apalagi sibuk soal persaingan capres dan cawapres. 

Surya Paloh adalah sosok yang lebih memikirkan pemulihan ekonomi dan sosial yang menjadi harapan rakyat. "Ini terlihat betul dalam diri Surya Paloh. Ia sosok yang tidak hanya berteori. Tapi aplikatif. Keinginan sucinya langsung direalisasikan," jelas Najib.

Surya Paloh kata Najib, juga menyampaikan soal persoalan-persoalan identitas bukan lagi persoalan ancaman karena sudah bersatu menjadi Indonesia. Pendiri bangsa sudah sempat mendirikan bangsa untuk semua, bukan untuk satu orang, tapi semua buat semua. "Ini harus jadi pegangan bagi semua pihak untuk kemakmuran dan kedamaian Indonesia," jelasnya.

Soal visi demokrasi melalui pemilihan umum (Pemilu) beber Najib, Surya Paloh juga menjelaskan, bahwa Pemilu hadir untuk menghadirkan pemimpin yang sesuai aspirasi rakyat. Agar yang dihasilkan dari proses regenerasi kepemimpinan politik tersebut adalah pemimpin terbaik, perlu dilakukan seleksi terlebih dahulu sebelum para calon pemimpin ditawarkan kepada masyarakat. "Ini sangat demokratis dan bukan orasi ambisius," tegas Najib.

Memang, berdasar konstitusi negara, peran seleksi terhadap kandidat calon pemimpin adalah tugas partai politik. Di dalam proses seleksi, partai politik bertanggung jawab secara moral kepada masyarakat bahwa yang ditawarkannya adalah calon terbaik.

Karena kata Najib, Pemilu, Pilpres dan Pilkada langsung belum tentu melahirkan pemimpin yang sesungguhnya. "Langkah Surya Paloh membuka kran demokrasi bagi politisi dan masyarakat sangat bijaksana. Teladan. Tak diragukan sebagai politisi senior," puji Najib.

Ia juga menyampaikan selektifitas dan obyektifitas secara proporsional harus mulai dari diri kita. "Kalau mencalonkan berdasar pertimbangan pragmatisme, menangislah negeri ini. Kata itu terucap dari Surya Paloh karena banyak politisi yang sibuk mencalonkan diri jadi Presiden. Seakan kalau dirinya sudah jadi Ketum partai, sudah pantas jadi Presiden atau Wakil Presiden. Itu belum layak jadi politisi teladan," katanya, sembari mengutip kalimat pidato Surya Paloh.

Najib sangat membenarkan apa yang disampaikan Surya Paloh soal bahwa saat ini, pemimpin yang dirindukan Indonesia adalah pemimpin yang pantas diteladani pemikiran dan tindakannya. Terutama teladan dalam merangkul semua kalangan termasuk dan berani mengakui kekeliruannya tanpa menonjol-nonjolkan kekeliruan pihak lain, termasuk para lawan politiknya.

Karena kata Najib, kemampuan menjadi teladan itu memang terletak pada kualifikasi bagi para kandidat calon pemimpin bangsa. Bagaimanapun para pemimpin tak terkecuali elite politik, baik tingkat nasional dan lokal- adalah motor pendorong perubahan masyarakat menuju ke arah yang lebih baik.

Dengan kerendahan hati Surya Paloh menyampaikan kalimat: "Kita tetap perlu saling mengingatkan tanpa harus katakan kau yang salah. Jangan terlalu cepat salahkan orang lain tapi amat pelit salahkan diri sendiri. Itulah keteladanan yang kita harapkan."

"Ia mendirikan Nasdem sangat luar biasa. Bukan malah mencari untung di partai. Tapi, bagaimana partai banyak memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi rakyat. Itu cita-cita suci Surya Paloh. Teladan dia memang," puji Najib lagi.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES