Kesehatan

Target Stunting 14 Persen di 2024, DPR Tegaskan Siap Bantu Pemerintah Melalui RUU KIA

Minggu, 19 Juni 2022 - 14:47 | 52.31k
Ilustrasi pencegahan stunting. (FOTO: dok BKKBN)
Ilustrasi pencegahan stunting. (FOTO: dok BKKBN)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga Ketua DPR Puan Maharani menyatakan jika pihaknya sedang memperjuangkan Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA). Dimana salah satu isu krusialnya adalah cuti bagi ibu hamil.

"Kami sedang memperjuangkan UU Kesejahteraan Ibu dan Anak, yang mana nantinya ibu melahirkan itu cutinya itu Insyaallah dari 3 bulan jadi 6 bulan," kata Puan dalam keterangan tertulisnya, Minggu 19 Juni 2022.

Ia mengatakan demikian dalam pembukaan Gebyar Inovasi Pelayanan Kesehatan Rakyat yang dilaksanakan dalam rangka Bulan Bung Karno 2022 di Gedung Sekolah Partai PDIP di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Puan mengatakan, teknis pembuatan RUU itu saat ini sedang dibahas DPR dan Pemerintah.

"Cuti 3 bulan memang cukup, tetapi kalau bisa 6 bulan, kenapa tidak. Dan 3 bulan selanjutnya, apakah nanti itu WFH, tetap bekerja, tapi bersama bayinya. Ini penting. Sehingga kedekatan antara ibu dan anak bisa lebih dekat, bisa lebih memberikan ASI," ucapnya.

Perempuan lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan, RUU KIA juga membahas peran ayah dalam mengurus serta membesarkan anak. Di sisi lain, para ibu juga tetap akan bisa bekerja sembari mengurus anaknya. 

"Kita dukung ya itu semua," kata Puan.

Kepala BKKBN yang hadir di acara itu, Hasto Wardoyo, menyatakan, Pemerintah berterima kasih kepada PDIP yang selalu memberikan perhatian yang luar biasa terhadap penanganan stunting, kesehatan ibu dan anak. Khususnya oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Ibu Megawati Soekarnoputri membuat buku yang luar biasa, ini adalah buku resep makanan dan ibu hamil dari Ibu Megawati. Iya, luar biasa," kata Hasto.

Ia menyampaikan, secara umum stunting bisa dikenali dengan tidak maksimalnya pertumbuhan pada tubuh, walau demikian tidak semua anak yang tidak tinggi otomatis mengalami stunting.

"Kalau orang stunting itu di umur 45 tahun itu sudah sentral obbess atau bengkak atau gemuk tapi di tengah. Orang yang gemuknya di tengah, mudah kena penyakit tekanan darah tinggi, kencing manis, stroke, dan lain-lain. Oleh karena itu, tidak berkualitas," ucapnya.

Pada titik itulah pendidikan dan pemberdayaan para ibu dalam membesarkan anak, sangatlah penting. Karenanya, sesuai arahan Presiden Jokowi, anak stunting harus dicegah. Targetnya di tahun 2024 bisa mencapai 14 persen, dimana saat ini angkanya masih 24,4 persen. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES