Peristiwa Internasional

Solusi Sampah Plastik: Australia Miliki Larva Pemakan Styrofoam

Jumat, 17 Juni 2022 - 06:26 | 81.27k
Bentuk larva yang mampu memakan styrofoam di Asutralia. (Foto: University of Queensland) 
Bentuk larva yang mampu memakan styrofoam di Asutralia. (Foto: University of Queensland) 

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Superworm atau yang diterjemahkan sebagai cacing super merupakan larva yang umumnya ditemukan di pasar hewan sebagai pakan burung atau unggas lainnya. Namun di Australia, hewan ini difungsikan sebagai pemakan styrofoam.

Hewan ini juga dikenal dengan nama darkling beetle (Zophobas morio). Para ilmuwan di Australia baru-baru ini mendapati bahwa larva superworms atau cacing super mampu bertahan hidup dan berkembang hanya dengan memakan polystyrene.

Polystyrene merupakan bahan utama pembuatan styrofoam atau kardus gabus putih yang biasa digunakan pedagang untuk mengemas makanan kita. Jumlahnya yang semakin banyak kian menumpuk kini menjadi masalah dan limbah tak terurai.

Ilmuwan Australia mengungkap hal ini bisa menjadi awal mula penemuan enzim alami untuk menguraikan styrofoam-styrofoam tersebut. Diketahui, setiap tahunnya kurang lebih 400 juta ton plastik termasuk styrofoam menjadi limbah tak terurai yang mengkhawatrikan dunia.

"Kami memiliki gambaran bahwa di  masa depan styrfoam akan dapat diurai dan dirubah menjadi bioreaktor dengan campuran enzim tersebut," ungkap Chris Rinke, salah satu ilmuwan dari Universitas Queensland.

Rinke yang juga mengunggah penemuannya di Jurnal Microbial Genomics mengungkap bahwa polysterene sendiri sudah menyumbang sekitar 7-10% jumlah sampah plastik yang tak dapat terurai di seluruh dunia. Sampah-sampah tersebut utamanya berupa gelas kopi dan beberapa kemasan makanan.

Menurut Rinke dirinya beserta beberap ilmuwan lain melakukan uji coba terhadap larva superworms. Dirinya membagi larva menjadi 3 kelompok yakni pemakan dedak, pemakan polystyrene, dan satunya lagi dibiarkan tanpa makanan.

Meskipun tak sesehat larva yang memakan dedak namun larva pemakan polystyrene mampu bertahan hidup dan menyelesaikan siklus hidup mereka. Namun kemampuan mereka memakan limbah plastik tersebut harus dibayar dengan menurunnya tingkat kesehatan mereka.

Dilansir dari ABC Net ilmuwan Australia untuk saat ini akan terus mempelajari dan mengembangkan enzim alami yang diproduksi larva superworm ini. Hal ini ditujukan  guna membantu proses penguraian limbah plastik terutama styrofoam baik oleh masyarakat maupun industri skala besar.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khodijah Siti
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES