Pemerintahan

Ketua BKSAP Fadli Zon Jaring Masukan Akademisi Jelang Kick Off Meeting P20

Rabu, 15 Juni 2022 - 12:50 | 24.98k
Ketua BKSAP Fadli Zon saat jeda jelang Kick Off Meeting P20 di Surabaya, Rabu (15/6/2022).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Ketua BKSAP Fadli Zon saat jeda jelang Kick Off Meeting P20 di Surabaya, Rabu (15/6/2022).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR Fadli Zon menghadiri acara Kick-off Meeting P20 di Kota Surabaya, Rabu (15/6/2022). 

Fadli Zon mengatakan agenda ini membahas pertemuan dari negara-negara anggota G20 yang akan berlangsung pada Oktober 2022 mendatang. Menurut Fadli Zon, parlemen merupakan pilar penting bagi organisasi seperti G20. 

Pertemuan G20 sendiri bakal membahas sejumlah isu meliputi recovery, demokrasi, pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau, ekonomi inklusif dan masyarakat yang kuat serta kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. 

"Karena keterlibatannya di dalam pembuatan regulasi aturan yang sesuai dengan kepentingan memajukan perdagangan, ekonomi, dari negara-negara anggota G20 itu sendiri," ujar Wakil Ketua DPP Gerindra tersebut. 

Fadli juga menambahkan sejumlah catatan penting dalam agenda ini. Antara lain mengumpulkan masukan dari para akademisi melalui seminar atau webinar yang tengah berlangsung. Diskusi juga dikaitkan dengan serangkaian tujuan SDG's. 

"Kita harapkan dari situ akan menjadi bahan-bahan nanti pembicaraan ketika kita melakukan pertemuan antar parlemen dalam kerangka P20 itu," tandasnya.

Kick-Off-Meeting-P20-di-Surabaya.jpg

Ada empat fokus dalam pembahasan kick off meeting. Meliputi green economy, recovery pandemic, demokrasi dinamis dan gender and equality. 

Tugas BKSAP sendiri sebagai badan kerja sama antar parlemen, lanjutnya, merupakan vocal point bagi diplomasi parlemen sesuai Undang-undang MD3. 

"Kita yang menyelenggarakan berbagai kegiatan ini vocal pointnya. Termasuk kemarin di IPU (Inter Parlementary Union) di Bali. Jadi semua yang terkait dengan diplomasi parlemen, baik itu multi lateral, regional, bilateral, itu di BKSAP," ucap dia. 

Sejauh ini, Fadli Zon ingin mendapat masukan dari dunia akademik. Oleh karena itu, kick off meeting ini merupakan awal dari upaya untuk menampung aspirasi masyarakat sebagai share holder agar P20 dan pertemuan G20 benar-benar bermakna. Sehingga Presidensi Indonesia dalam G20 bukan hanya sekedar menjadi event organizer dari sebuah perhelatan internasional semata. 

"Tapi kita mengambil manfaat yang besar dari perhelatan itu dengan semua sisinya. Baik dari sisi pemerintah, parlemen dan juga hal-hal lain. Kita menghadapi tantangan yang besar. Kita masih berada di tengah pandemi Covid-19. Kita juga melihat ada tantangan dari krisis Rusia-Ukraina sekarang ini yang tentu saja dampaknya cukup banyak. Termasuk juga persoalan pangan, energi dan bahkan pengangguran yang tinggi atas tax flasi," tambahnya. 

Fadli Zon berharap dalam agenda ini, Indonesia dapat mengoptimalkan peran sebagai Presidensi G20. 

"Karena ini merupakan pergiliran juga ya. Dan memang tantangan-tantangannya besar. Karena anggota G20 juga adalah Rusia. Jadi kita lihat nanti bagaimana. Mudah-mudahan pertemuan ini bisa menjawab berbagai tantangan-tantangan yang ada yang cukup kompleks dari sisi kesehatan sampai perang yang terjadi," ucapnya. 

Sesuai prosedural, Rusia dan Ukraina sendiri telah menerima undangan dari Presidensi G20. Namun Fadli Zon belum dapat memastikan apakah kedua negara tersebut akan datang. 

"Kita belum tahu, nanti kita lihat biasanya last minutes. Sudah diundang, karena itu kan prosedural ya," tandas Fadli Zon(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES