Peristiwa Internasional

AS Terus Menekan Korut untuk Mengubah Sikap Soal Rudal Balistik dan Nuklir

Selasa, 14 Juni 2022 - 12:00 | 25.41k
Foto yang didistribusikan oleh pemerintah Korea Utara ini menunjukkan apa yang dikatakan sebagai uji coba rudal balistik antarbenua Hwasong-17 pada bulan Maret. (FOTO: The Guardian/AP)
Foto yang didistribusikan oleh pemerintah Korea Utara ini menunjukkan apa yang dikatakan sebagai uji coba rudal balistik antarbenua Hwasong-17 pada bulan Maret. (FOTO: The Guardian/AP)

TIMESINDONESIA, JAKARTAAmerika Serikat akan terus menekan rezim Kim Jong-un sampai negara tertutup itu berubah sikap mau berdialog soal rudal balistik dan nuklir yang terus menerus ditembakkan Korea Utara dalam uji coba.

Dilansir Al Jazeera, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, Senin (23/6/2022) mengatakan, dia sedang membahas ketegangan yang sedang terjadi di indo-Pasifik di Washington, DC, dengan mitranya dari Korea Selatan, Menteri Luar Negeri Korsel, Park Jin.

"Kami berkoordinasi erat satu sama lain mengenai ancaman yang ditimbulkan oleh program nuklir dan rudal balistik yang melanggar hukum (Korea Utara)," kata diplomat tinggi AS itu kepada wartawan usai pertemuan itu, usai dibacakan Departemen Luar Negeri.

"Peningkatan uji coba rudal balistik Pyongyang baru-baru ini telah meningkatkan ketegangan di seluruh kawasan Indo-Pasifik dan sekitarnya. Kami akan yerus mengupayakan denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea," tegas Blinken seraya menambahkan bahwa Washington sama sekali tidak memiliki niat bermusuhan dengan Korea Utara.

"Kami terbuka untuk berdialog tanpa prasyarat. Tujuan kami, sederhananya, adalah kawasan dan dunia yang damai dan stabil. Sampai rezim di Pyongyang berubah arah, kami akan terus menekan," ujarnya.

Namun Korea Utara sejauh ini menolak tawaran itu, dan menuduh AS mempertahankan kebijakan bermusuhan seperti sanksi dan latihan militer

Seorang pejabat senior AS mengatakan, penasihat keamanan nasional Presiden AS, Joe Biden telah menyuarakan keprihatinannya terhadap diplomat top China atas veto Beijing soal desakan yang dipimpin Amerika Serikat di PBB untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Korea Utara.

"Selama pertemuan empat setengah jam antara Jake Sullivan dan Yang Jiechi di Luksemburg, Senin, pemerintahan Biden menyampaikan keyakinan bahwa Beijing dan Washington bisa bekerja sama soal Korea Utara," kata pejabat itu kepada wartawan selama pengarahan.

"Jake menyuarakan keprihatinan, khususnya, tentang veto, yang muncul justru setelah serangkaian peluncuran rudal balistik yang signifikan yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB sebelumnya dan persiapan untuk uji coba nuklir potensial," kata pejabat itu.

Masing-masing pihak menunjukkan posisi mereka dan cara kami melihat situasi, dan tentu saja Jake menjelaskan dengan sangat jelas bahwa kami percaya ini adalah area di mana Amerika Serikat dan China harus dapat bekerja sama.”

Pekan lalu, China dan Rusia menuduh AS memicu ketegangan di Semenanjung Korea dalam sesi penting PBB di mana kedua negara harus menjelaskan veto mereka atas sanksi baru atas peluncuran rudal balistik baru Korea Utara .

Korea Utara telah melakukan lebih dari selusin peluncuran rudal balistik tahun ini, termasuk rudal antarbenua yang umumnya dikenal sebagai ICBM , setelah melanggar moratorium tes yang diberlakukan sendiri pada 2018 setelah pemimpin Kim Jong Un pertama kali bertemu dengan Presiden AS saat itu Donald Trump.

Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman juga memperingatkan pada 7 Juni 2022 lalu akan ada tanggapan "kuat" dari AS, Korea Selatan, dan dunia jika Korea Utara terus melakukan uji coba nuklir.

"Setiap uji coba nuklir akan sepenuhnya melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, dan  akan ada tanggapan cepat dan kuat terhadap uji coba semacam itu," kata Sherman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES