Peristiwa Internasional

Puluhan Ribu Orang di AS Turun ke Jalan, Protes Agar Senjata Diperketat

Minggu, 12 Juni 2022 - 14:42 | 31.66k
Puluhan ribu orang diperkirakan menghadiri rapat umum di seluruh negeri pada hari Sabtu. (FOTO: BBC/Reuter)
Puluhan ribu orang diperkirakan menghadiri rapat umum di seluruh negeri pada hari Sabtu. (FOTO: BBC/Reuter)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Puluhan ribu orang di seluruh Amerika Serikat, Sabtu (11/6/2022) turun jalan. Mereka berunjukrasa menyerukan Undang-Undang senjata lebih diperketat menyusul penembakan dengan korban meninggal massal di sejumlah tempat.

Demonstrasi itu meletus di kota-kota besar di negara bagian seluruh Amerika Serikat, diantaranya  Washington, New York, Los Angeles, dan Chicago.

Kelompok keamanan senjata, March For Our Lives (MFOL) yang didirikan oleh para penyintas penembakan sekolah Parkland 2018 menyebutkan, sekitar 450 aksi unjuk rasa dilakukan pada hari Sabtu.

Mereka mengatakan, tidak akan membiarkan politisi "duduk" sementara banyak orang mati terus menerus.

March-For-Our-Lives-MFOL.jpgMarch For Our Lives (MFOL) mengatakan kelambanan para pemimpin politik membunuh orang Amerika. (FOTO: BBC/Reuters)

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden juga mendukung protes itu, dan menyerukan pada Kongres untuk "mengeluarkan undang-undang keamanan senjata akal sehat".

Sembilan belas anak-anak Sekolah Dasar dan dua orang gurunya meninggal dunia setelah ditembaki oleh seorang remaja berusia 18 tahun pada 24 Mei 2022 lalu di Robb Elementary, Uvalde, Texas.

Serangan itu terjadi beberapa hari setelah seorang remaja juga berumur 18 tahun menembaki pengunjung toko kelontong di Buffalo, New York, dimana 10 orang berkulit hitam meninggal dunia.

"Kami tidak akan lagi membiarkan anda duduk diam sementara orang-orang terus mati," kata anggota dewan MFOL, Trevon Bosley dalam sebuah pernyataan.

Berbicara kepada pengunjuk rasa di Washington DC, salah satu yang selamat dari penembakan Parkland, David Hogg mengatakan, "pembunuhan anak-anak di Uvalde harus membuat kita marah dan menuntut perubahan, bukan perdebatan tanpa akhir, tetapi tuntutan untuk perubahan, sekarang".

Garnell Whitfield, yang ibunya berusia 86 tahun meninggal dunia dalam penembakan bermotif rasial di Buffalo, New York pada 14 Mei, mengatakan kepada orang banyak di Washington, "kami di sini untuk menuntut keadilan".

"Kami di sini untuk mendukung mereka yang cukup berani untuk menuntut undang-undang senjata yang masuk akal," tambahnya.

Di antara kebijakan lainnya, MFOL telah menyerukan larangan senjata serbu, pemeriksaan latar belakang universal bagi mereka yang mencoba membeli senjata dan sistem lisensi nasional, yang akan mendaftarkan pemilik senjata.

Tema rapat umum kali ini adalah berbeda,  itulah yang diteriakkan oleh ribuan pengunjuk rasa di Washington DC, Amerika Serikat yang menyerukan Undang-Undang senjata lebih diperketat menyusul penembakan dengan korban meninggal massal di sejumlah tempat. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES