Hukum dan Kriminal

Polresta Banyuwangi Amankan Pelatih Silat yang Tewaskan Anggotanya Saat Berlatih 

Kamis, 09 Juni 2022 - 23:31 | 78.41k
Mapolresta Banyuwangi. (FOTO: Dokumentasi TIMES Indonesia)
Mapolresta Banyuwangi. (FOTO: Dokumentasi TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGIPolresta Banyuwangi langsung mengamankan pelatih silat yang diduga menendang dada MMA (18) hingga diketahui meninggal dunia.

"Iya, yang bersangkutan kami amankan dalam rangka pemeriksaan sebagai saksi," kata Kasubaghumas Polresta Banyuwangi, IPTU Lita Kurniawan, Kamis (9/8/2022).

Lita mengatakan, kasus tersebut telah ditangani oleh Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polresta Banyuwangi.

"Kita lakukan penyelidikan dan gelar perkara ini untuk mengetahui fakta apa yang terjadi sebenarnya," ujar Lita.

Kejadian tewasnya pesilat tersebut terjadi saat latihan digelar di pekarangan rumah RAS (18), warga Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung, Rabu (8/6/2022) malam. 

Polresta-Banyuwangi-Amankan-Pelatih-Silat-yang-Tewaskan-Anggotanya-Saat-Berlatih.jpg

Diketahui, korban berlatih bersama 11 rekannya dan 6 orang pelatih. Saat itu sekitar pukul 23:30 WIB, dada korban terkena tendangan pelatihnya, RAS (18).

Kerasnya tendangan membuat korban ambruk dan mengeluh sesak nafas. Korban kemudian dilarikan ke Puskesmas Pesanggaran. Nahasnya, dalam perjalanan korban sudah tidak bernafas. 

Saat ini, jenazah korban yang merupakan anggota perguruan silat ternama di Banyuwangi itu masih dilakukan otopsi oleh tim medis RSUD Blambangan. 

"Kita juga masih menunggu hasil autopsinya seperti apa," kata Lita. 

Setelah gelar perkara rampung dilakukan dan hasil autopsinya keluar, barulah kepolisian mengarah pada penerapan pasal. 

"Itu nanti yang menentukan adalah penyidik. Tapi saat ini masih dilakukan gelar perkara," tandasnya.

Sementara itu Agus Miswanto (44), orang tua korban berharap agar polisi mengusut tuntas kasus yang membuat anaknya meninggal dunia saat latihan silat.

"Keluarga tidak terima dan menuntut atas kejadian ini. Karena apa, saat kami tanyakan terkait masalah kronologi kejadian, pihak pelatih tidak menjawab dan tidak terbuka," kata Agus, Kamis (9/6/2022).

Saat menunggu proses autopsi yang dilakukan RSUD Blambangan, Agus mengaku sudah meminta kepada pihak pelatih untuk bercerita secara terbuka. Namun, sang pelatih enggan memberikan jawaban pasti.

"Saya hanya ingin tahu kejadiannya seperti apa, namun kami tidak mendapat jawaban yang kami inginkan. Tetap bahasanya (pelatih) itu karena materi latihan," kata Agus.

Yang membuat Agus lebih kecewa, pihak pelatih silat baru memberitahu beberapa jam setelah anak semata wayangnya itu sudah berada di Puskesmas.

"Bahkan saya baru diberitahu ketika anak saya sudah berada di Puskesmas. Itu sekitar jam 3 subuh. Ketika saya datang di puskesmas, anak saya sudah dalam kondisi meninggal dunia," ungkapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES