Pendidikan

KH As'ad Ali: Ilmu Intelijen Ada Sejak Zaman Nabi

Kamis, 09 Juni 2022 - 18:02 | 47.84k
Mantan Wakil kepala Badan Intelijen Negara (BIN), KH As'ad Ali saat memaparkan materi dalam bedah buku Inisiatif Moderasi Indonesia (Inmind) di Auditorium Unipdu Jombang, Kamis (9/6/2022). (FOTO : Rohmadi/TIMES Indonesia)
Mantan Wakil kepala Badan Intelijen Negara (BIN), KH As'ad Ali saat memaparkan materi dalam bedah buku Inisiatif Moderasi Indonesia (Inmind) di Auditorium Unipdu Jombang, Kamis (9/6/2022). (FOTO : Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Mantan Wakil kepala Badan Intelijen Negara (BIN) zaman Presiden KH Abdurrahman Wahid, KH As'ad Ali sebut ilmu intelijen ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Hal tersebut ia sampaikan dalam agenda bedah buku yang digelar oleh Inisiatif Moderasi Indonesia (Inmind) bertajuk ‘Perjalanan Intelejen Santri’ di Auditorium Unipdu di lingkungan Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang, Kamis (9/6/2022).

KH. As’ad Said Ali menyebut informasi intelejen sejak dulu sangat dibutuhkan di berbagai sektor kehidupan. Tujuannya, agar bisa bergerak secara sistematis.

"Informasi intelijen berguna bagi aspek kehidupan. Dengan informasi tersebut kita bisa memilah mana kawan dan lawan dan bagaimana cara menghadapinya secara sistematis dan terukur," ucapnya pada seluruh audiens yang hadir.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan, inteljen sendiri sejak dulu sudah ada. Bahkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. perjalanan Intelijen sudah dimulai.

Bedah-Buku-di-Unipdu.jpg

Yang pertama kali diperintahkan ialah seekor burung, dinamakan burung Hud.

"Burung Hud, waktu itu diperintahkan guna melihat reaksi dari Ratu Saba kala itu. Saat itu burung Hud diperintahkan oleh Nabi Sulaiman yang mengirim surat ke Ratu Saba. Sehingga diperintahkan burung itu untuk melihat reaksi dari Ratu Saba saat menerima surat dari Nabi Sulaiman," ungkapnya.

Hadir dalam bedah buku ini, Yon Machmudi, Ketua Program Studi Kajian Wilayah Timur Tengah dan Islam (SKSG) Universitas Indonesia (UI), dirinya mengomentari, bahwa sebagai seorang santri, lulus bisa menjadi apa saja.

"Santri harus bisa menguasai berbagai bidang. Jika KH As'ad Ali dengan intelijen santrinya, maka slot lainnya juga harus diisi oleh para santri. Mungkin seperti pengusaha dan sektor lainnya.

Jika nantinya itu sudah terbangun, maka koneksi dan jejaring luas untuk pengembangan santri dalam menggerakkan bangsa," jelasnya.

Sementara itu, Prof. H. Kacung Marijan, Guru Besar Universitas Islam Negeri Surabaya (Uinsa) menyebut saat ini intelijen merupakan gerak sistematis berbabasis informasi dan data.

Akhir tahun 90 mulai tahun 2000 an awal itu kelompok agama begitu masif, Jihadis itu semakin kuat. Sehingga informasi dan data sangat diperlukan.

"Informasi dan data itu dua hal berbeda. Informasi, ketika didapatkan hari ini yah itu yang terjadi sementara data berbeda, semacam kumpulan dari berbagai peristiwa yang dikumpulkan menjadi satu basis kesatuan," tukasnya.

Dirinya juga menuturkan, buku karangan KH As'ad Ali ini hadir karena sosok penulis yang begitu kuat. Bukan hanya rekor, pengalaman informasi yang telah dilalui sejak tahun 80 an membuat koneksi KH As'ad Ali cukup kuat.

Kegiatan ini, bukan hanya digelar secara offline di Auditorium Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Unipdu Jombang, namun juga digelar secara online via Zoom.

Ratusan peserta dari berbagai kalangan pun turut ambil bagian dalam agenda bedah buku karangan KH As'ad Ali hari, ini mulai dari akademisi, mahasiswa, pelajar hingga organisasi kampus dan masyarakat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES