Peristiwa Internasional

Dampak Perang Ukraina, Krisis Pangan Ancam Afrika dalam Waktu Lama

Kamis, 09 Juni 2022 - 17:45 | 88.35k
Krisis pangan yang dipicu oleh perang Ukraina dapat berlangsung selama bertahun-tahun (FOTO A: BBC/Getty Image)
Krisis pangan yang dipicu oleh perang Ukraina dapat berlangsung selama bertahun-tahun (FOTO A: BBC/Getty Image)

TIMESINDONESIA, JAKARTAKrisis pangan di negara-negara Afrika akan bisa berlangsung bertahun-tahun karena perang Ukraina akibat jutaan ton biji-bijian, gandum dan pupuk di pelabuhan Ukraina diblokade Rusia.

"Negara-negara Afrika bisa sangat terpukul oleh kekurangan gandum dan pupuk," kata Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala seperti dilansir BBC.

Jutaan ton biji-bijian yang disimpan di gudang dan pelabuhan Ukraina tidak dapat diekspor karena perang. "Itu sangat menyedihkan melihat karena harga gandum kemudian melonjak," katanya.

Ngozi-Okonjo-Iweala.jpgKepala Organisasi Perdagangan Dunia.Ngozi Okonjo-Iweala (FOTO A: BBC/Getty Image)  

Ukraina adalah pengekspor gandum global utama, menyumbang 9% dari pasar dunia. Selain itu juga menyumbang 42% besar dari pasar minyak bunga matahari dunia serta 16% jagung dunia.

Karena kemacetan akibat blokade Rusia terhadap pelabuhan Laut Hitam, dan tambang Rusia serta Ukraina di sepanjang pantai, antara 20 hingga 25 juta ton gandum tertahan di Ukraina sementara harga biji-bijian global terus melonjak.

Okonjo-Iweala mengatakan harga gandum telah naik 59% dibandingkan dengan tahun lalu, minyak bunga matahari naik 30%, sementara jagung naik 23%.

PBB memimpin upaya untuk mencoba membangun "koridor gandum" dengan pengawalan angkatan laut Turki untuk kapal tanker yang meninggalkan Odessa dan pelabuhan Ukraina lainnya.

Namun Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Ukraina perlu membersihkan ranjau dari pelabuhan Laut Hitamnya.

“Kami menyatakan setiap hari bahwa kami siap untuk menjamin keselamatan kapal yang meninggalkan pelabuhan Ukraina dan menuju perairan Turki. Kami siap untuk melakukan itu bekerja sama dengan rekan-rekan Turki kami,” katanya, Rabu.

Sementara itu Ukraina mengatakan perlu jaminan keamanan yang efektif sebelum dapat memulai pengiriman, menyuarakan keprihatinan bahwa Moskow menggunakan koridor potensial untuk menyerang Odessa dari laut.

Ukraina biasanya memproduksi cukup untuk memberi makan 400 juta mulut, tetapi Rusia dituduh mengubah keranjang roti itu menjadi rudal siluman, dengan pelabuhan yang diblokade mengurangi aliran ekspor menjadi sedikit.

Beberapa negara di Timur Tengah dan Afrika khususnya yang akan merasakan ancaman kelangkaan.

Libya dan Eritrea mendapatkan lebih dari 40% gandum mereka dari Ukraina, dan Lebanon lebih dari 60%.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah membentuk satuan tugas untuk menangani masalah ini, katanya.

"Dia menghabiskan banyak waktu untuk mencoba bekerja dengan Rusia untuk melihat apakah pengaturan dapat dibuat, jadi, kami akan tetap berdoa," katanya.

"Jika kesepakatan tidak dapat dibuat, ini benar-benar akan menjadi situasi yang mengerikan di seluruh dunia", kata Okonjo-Iweala.

Dia mengatakan, 35 negara di Afrika mengimpor pangan dari kawasan Laut Hitam, sedangkan 22 negara mengimpor pupuk.

"Anda dapat bayangkan betapa besar dampak perang Ukraina ini, bahkan hanya di benua Afrika," katanya. "Saya harap kita tidak mengalami Krisis pangan yang sangat parah selama beberapa tahun ke depan," tambahnya.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Widodo Irianto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES