Wisata

Makin Seru, Eksotika Bromo Tahun Ini Dimeriahkan Balon Udara

Kamis, 09 Juni 2022 - 17:14 | 92.18k
Pelaksanaan festival Eksotika Bromo tahun lalu di Lutan Pasir Gunung Bromo. (Foto: Dokumen/TIMES Indonesia)
Pelaksanaan festival Eksotika Bromo tahun lalu di Lutan Pasir Gunung Bromo. (Foto: Dokumen/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Gelaran festival Eksotika Bromo akan kembali digelar di Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, pada Sabtu-Minggu (11-12/6/2022). Selain pertunjukan seni budaya, kegiatan yang menjadi rangkaian perayaan Yadnya Kasada ini juga akan dimeriahkan dengan adanya balon udara. 

Event yang akan digelar di Lautan Pasir Kasiah Gunung Bromo ini akan dimeriahkan oleh sekitar 700 orang personil. Terdiri dari penari profesional, penyanyi, musisi serta sastrawan. Pertunjukan yang pekat dengan nuansa kolosal itu akan menyajikan budaya dan kesenian nusantara. 

Untuk membedakan dengan tahun sebelumnya, festival tahun ini akan dimeriahkan dengan adanya balon udara. Seluruh pengunjung akan dapat menyaksikan keindahan balon udara itu, sebagaimana yang pernah diselenggarakan di Wonosobo, Jawa Tengah. 

“Untuk persiapan Eksotika Bromo 2022 ini sudah mencapai 80 persen. Untuk pertunjukannya kita akan mengangkat kekayaan alam nusantara beserta budaya dan kesenianya, serta keindahan Bromo beserta alamnya dan budayanya,” kata Afifa Prasetya dari JatiSwara Indonesia yang menaungi Eksotika Bromo 2022. 

Untuk tahun ini jelas Afifah, konsep Eksotika Bromo memakai persemakmuran pariwisata atau persahabatan antar provinsi. 

Nantinya akan ada balon udara, untuk menghiasi panorama Gunung Bromo. "Meskipun tidak dinaikkan di lautan pasir Bromo agar ueforia Eksotika Bromo 2022 ini tidak biasa-biasa saja,” tegasnya. 

Afifah mengharapkan Eksotika Bromo ini bisa menjadi agenda rutin setiap menjelang Yadnya Kasada warga Tengger. Sehingga tidak hanya pariwisatanya saja yang dieksploitasi, tetapi kesenian dan budaya juga menjadi modal ekonomi kreatif warga Tengger. 

“Kita hanya ingin mengubah mindset Eksotika Bromo ini menjadi mata pencaharian masyarakat. Jadi kita awal-awal babat alas ini merupakan aset dan bukan pemasukan. Paling tidak ke depan bagaimana semua aset ini bisa terus terfasilitasi sehingga bisa menjadi pemasukan pokok, primer maupun sekunder bagi masyarakat sekitar Gunung Bromo,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES