Peristiwa Internasional

Iran Matikan Dua Kamera Pemantau Fasilitas Nuklir PBB

Kamis, 09 Juni 2022 - 10:16 | 25.92k
Fasilitas nukir Iran (Global Look Press / Ahmad Halabisaz)
Fasilitas nukir Iran (Global Look Press / Ahmad Halabisaz)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Rabu (8/6/2022) mematikan dua kamera pengintai dari Badan Energi Atom Internasional PBB (IAEA) setelah negara-negara Barat berusaha untuk mengecam Iran pada pertemuan Badan Energi Atom Internasional minggu ini .

Laporan televisi pemerintah Iran menggambarkan kedua kamera itu merupakan pemantau  tingkat pengayaan OLEM dan flowmeters yang digunakan IAEA untuk mengawasi pengayaan gas uranium melalui perpipaan di fasilitas pengayaan.

Iran saat ini sedang melakukan pengayaan di situs nuklir bawah tanah Fordo dan Natanz. Iran dan kekuatan dunia pada 2015 menyetujui kesepakatan nuklir, yang membuat Teheran secara drastis membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.

Pada tahun 2018, Presiden Donald Trump secara sepihak menarik Amerika dari perjanjian itu, meningkatkan ketegangan di Timur Tengah yang lebih luas dan memicu serangkaian serangan dan insiden.

"Semua sistem pemantauan yang dibongkar itu dipasang secara sukarela dan di luar kerangka perjanjian perlindungan dengan IAEA," kata AEOI.

AEOI menambahkan bahwa lebih dari 80 persen kamera IAEA yang ada dilindungi oleh perjanjian perlindungan dan oleh karena itu tetap terpasang dan beroperasi.

"Sayangnya, tanpa mempertimbangkan bahwa kerjasama Republik Islam Iran telah keluar dari niat baik, badan tersebut tidak hanya tidak berterima kasih untuk itu, tetapi juga dengan cara menganggapnya sebagai tugas Iran,” katanya.

Organisasi tersebut mengatakan IAEA telah diberitahu tentang langkah tersebut, yang dilaksanakan pada hari Rabu itu. Langkah itu sebagai tanggapan terhadap resolusi yang diajukan oleh Amerika Serikat dan sekutu Eropanya di dewan IAEA pada hari Selasa.

Dalam resolusi mereka, mereka menyatakan "keprihatinan mendalam" atas kemajuan nuklir Iran dan kerjasama yang tidak memadai sebagaimana diuraikan dalam dua laporan rahasia IAEA yang dirilis pekan lalu.

Mereka mengatakan kepemilikan Iran atas 60 persen uranium yang diperkaya, selain mengerahkan 2.000 sentrifugal canggih dan memperluas penelitian dan pengembangan, merupakan penyebab keprihatinan besar dan "menimbulkan ketidakpercayaan terhadap niat Iran".

Mereka juga mempertahankan bahwa kegiatan nuklir Iran tidak memiliki pembenaran penggunaan sipil dan membuatnya lebih sulit untuk kembali ke kesepakatan nuklir negara itu tahun 2015 dengan kekuatan dunia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES