Kopi TIMES

Renungan Hari Lingkungan Sedunia 2022

Rabu, 08 Juni 2022 - 18:18 | 69.89k
Prigi Arisandi: biolog, aktivis lingkungan hidup, Peneliti Ekspedisi Sungai Nusantara Lulusan Universitas Airlangga Jurusan biologi.
Prigi Arisandi: biolog, aktivis lingkungan hidup, Peneliti Ekspedisi Sungai Nusantara Lulusan Universitas Airlangga Jurusan biologi.

TIMESINDONESIA, SURABAYAWASPADALAH! MIKROPLASTIK SUDAH CEMARI TUBUH MANUSIA

Heather A. Leslie dan koleganya dari Department of Environment and Health, Vrije Universiteit, Amsterdam, Belanda, mengumumkan penemuan. Temuan yang dipublikasikan di jurnal Environment International ini menambah kekhawatiran ihwal dampak mikroplastik terhadap kesehatan manusia.

Darah merupakan jalur transportasi oksigen dan nutrisi serta berpotensi juga membawa partikel plastik ke jaringan dan organ lain. Dalam makalah ilmiah yang dipublikasikan di jurnal Environment International edisi online 24 Maret 2022 itu disebutkan bahwa partikel mikroplastik berukuran 0,7 mikrometer dalam darah manusia pada 17 sampel darah dari 22 relawan.

Adapun jenis polimer yang ditemukan adalah poly methyl methacrylate (PMMA), polipropilena (PP), polymerized styrene (PS), polietilena (PE) dan polyethylene terephthalate (PET). Hasil penelitian yang dituangkan ke dalam makalah berjudul "Discovery and quantification of plastic particle pollution in human blood" itu menjelaskan sebanyak 50 persen sampel mengandung partikel PET, diikuti PS 36 persen, PE 23 persen, dan PMMA 5 persen. Sementara itu, rata-rata konsentrasi mikroplastik dalam darah relawan adalah 1,6 mikrogram per mililiter (mg/ml)
Mikroplastik akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat dikala gempuran permasalahan lingkungan yang tak kunjung selesai.

Mikroplastik hadir sebagai partikel plastik yang berukuran <5mm dan nyatanya bukan menjadi masalah baru karena sejak tahun 1970an, partikel ini sudah ditemukan berada di pesisir pantai. Sumber yang memicu terbentuknya mikroplastik adalah dari sampah plastik baik limbah cair maupun padat.

Produksi dan penggunaan plastik secara Masif diberbagai produk kebutuhan manusia, meningkatkan pembentukan mikroplastik. Terlebih banyak industri yang curang pengelolaan limbah turut mempercepat terjadinya Booming pencemaran mikroplastik.
Pencemaran mikroplastik di lingkungan dapat menjadi suatu ancaman yang mampu mengganggu keseimbangan ekosistem.

Pada Jurnal-jurnal internasional telah mempublikasikan pencemaran mikroplastik mulai dari perairan, daratan, udara bahkan kawasan yang minim aktivitas manusia sekalipun. Keadaan ini diperparah juga dengan ditemukannya migrasi mikroplastik masuk ke dalam rantai makanan yang salahsatunya juga ada manusia.

Studi 5 tahun terakhir kembali membuktikan bahwa akhirnya perjalanan mikroplastik telah menginvasi tubuh manusia seperti di feses, plasenta ibu hamil, darah dan paru-paru.
Mengacu pada Ketua Laboratorium ECOTON Eka Chlara Budiarti Kehadiran mikroplastik didalam tubuh manusia disinyalir melalui 3 jalur utama yakni dari sistem pencernaan, sistem pernapasan dan paparan.

Kontaminasi wadah plastic ke makanan atau juga dari kontaminasi bahan makanan sebelum diolah dapat masuk melalui sistem pencernaan. Seperti pada penelitian terkini, ikan-ikan di Muara Bengawan Solo dan Citarum terkontaminasi mikroplastik seperti ikan keting (Mystus nigriceps) sebanyak 2.1 partikel/gram, ikan belanak (Moolgarda seheli) 1.8 partikel/gram dan ikan Bandeng (Chanos chanos) sebanyak 1.4 partikel/gram. 

Adapun mikroplastik yang dikonsumsi ikan-ikan tersebut berasal dari polimer Polyester (PE) yang biasa digunakan untuk pembuatan kain/tekstil, Polyethylene terephalate (PET) dari yang biasa digunakan untuk pembuatan kemasan AMDK dan Polypropylene (PP) yang biasa digunakan dalam pembuatan botol-botol perawatan tubuh maupun produk kebersihan rumah tangga.

Pada Tahun 2018 Hasil penelitian ecoton menunjukkan di feses manusia mengandung mikroplastik. Mengingat mikroplastik dengan ukuran tertentu dapat terendap ke permukaan mukosa usus yang nantinya akan dikeluarkan bersamaan dengan feses. Dari 102 responden, seluruhnya positif mengandung mikroplastik dengan rata-rata sebanyak 17.5 partikel yang teridentifikasi setiap 10gram feses.

Adapun mikroplastik yang terdeteksi di feses dominan berasal dari polimer Polypropylene (PP) yang biasa digunakan dalam pembuatan botol-botol perawatan tubuh maupun produk kebersihan rumah tangga, Ethylene Vinyl Alcohol (EVOH) yang biasa digunakan untuk pembuatan plastik kemasan kedap udara, Nylon yang biasa digunakan untuk pembuatan tekstil, Linear Low Density Polyethylene (LLDPE) yang biasa digunakan untuk pembuatan  sachet makanan dan Polyethylene Terephthalate (PET) yang biasa digunakan untuk pembuatan kemasan AMDK.

Akumulasi mikroplastik di tubuh dapat menyebabkan potensi berbahaya bagi kesehatan manusia. Antara lain:

Secara Fisik, konsumsi mikroplastik secara terus menerus akan mengakibatkan terendap dipermukaan jaringan.Hal ini dapat memicu alergi bahkan lebih jauh lagi dapat memicu pembentukan sel kanker akibat kerusakan sel-sel pada tingkat tertentu.

Secara Kimiawi, dapat melepaskan zat-zat kimia dan mentransfernya kedalam sel tubuh. Seperti BPA dan Phthalate yang berpotensi memicu kanker payudara, pubertas dini, diabetes, obesitas dan gangguan autism.

Senyawa Pengganggu Hormon (EDC) memicu gangguan kehamilan, gangguan tiroid, berat lahir kurang, asma dan kanker prostat. Senyawa Penghambat Nyala memicu penurunan IQ, gangguan hormon dan penurunan kesuburan. Senyawa Perflourinasi memicu kanker ginjal dan testis, menaikkan kolesterol, penurunan respon imun pada anak.

Secara Biologi, mikroplastik memiliki kemampuan mengikat apa saja disekitarnya termasuk polutan yang kotor sekalipun. Namun ternyata hal ini juga berpotensi sebagai media pertumbuhan mikroorganisme bahkan bakteri pathogen seperti E.coli yang dapat menyebabkan diare, S.typhosa yang dapat menyebabkan tipes dan bakteri pathogen lainnya. Sehingga bisa disimpulkan bahwa mikroplastik bisa berpotensi menjadi vector penyebaran penyakit yang dapat menginfeksi tubuh manusia.

Masuknya mikroplastik dalam darah harus menjadi warning bagi manusia untuk mengendalikan produksi sampah plastic. Beberapa upaya yang menjadi perhatian kita semua adalah:
1. Mendorong Pemerintah Kota/Kabupaten di Indonesia untuk mengendalikan pencemaran air dan mendorong prioritasi pengendalian penggunaan plastik sekali pakai dan penanganan sampah plastik.

2. Menjadi Teladan, Aparatur Sipil Pemerintah memberikan teladan dalam perubahan perilaku pengurangan Plastik sekali Pakai (PSP) dalam setiap kegiatan Pemprov, Pemkab dan Pemkot dan  yang mendukung pemilahan dan pengolahan sampah organik

3. Produk Kebijakan, Pemerintah menyusun Peraturan Daerah (Perda) pengelolaan sampah dan menerapkan sebagaimana mestinya, terutama Regulasi pengurangan PSP (tas kresek, Sachet, Styrofoam, Botol air minum dalam kemasan/AMDK, popok dan sedotan)

4. Penerapan RTPS, Pemprov membuat dan menerapkan Rencana Teknis Pengelolaan Sampah (RTPS) di masing-masing daerah (seperti kelurahan atau desa).

5.  Pemerintah menyediakan fasilitas/ infrastruktur pengelolaan sampah khususnya pengelolaan sampah organik,

6. Mendukung Kampanye Zero Waste, mendukung kampanye pengurangan dan pengelolaan sampah secara instensif kepada masyarakat.

7. Mendorong Produsen yang menghasilkan sampah untuk implementasi EPR dan Redesign Packaging produk sehingga tidak menimbulkan sampah jenis residu seperti sachet yang tidak bisa di daur ulang.

8. Masyarakat harus melakukan DIET PLASTIK SEKALI PAKAI, menghentikan penggunaan plastik sekali pakai seperti tas kresek, sedotan, botol plastik air dalam kemasan, Styrofoam, sachet dan popok bayi sekali pakai.

***

*) Oleh: Prigi Arisandi: biolog, aktivis lingkungan hidup, Peneliti Ekspedisi Sungai Nusantara Lulusan Universitas Airlangga Jurusan biologi.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES