Pendidikan

Gelar Konferensi Internasional, ITN Malang Libatkan Puluhan Peneliti Lintas Negara

Rabu, 08 Juni 2022 - 11:02 | 47.90k
Rektor ITN Malang, Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE saat sambutan di acara konferensi internasional. (Foto: Humas ITN Malang)
Rektor ITN Malang, Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE saat sambutan di acara konferensi internasional. (Foto: Humas ITN Malang)

TIMESINDONESIA, MALANG – Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Institut Teknologi Nasional atau ITN Malang menggelar Konferensi Internasional tentang pembangunan pedesaan berkelanjutan.

PWK ITN Malang melibatkan 90 lebih peserta dari unsur peneliti dan akademisi dari berbagai negara. International Conference on Sustainable Rural Development ini diselenggarakan secara hybrid melalui media zoom meeting, dan dipandu dari Auditorium Kampus 1 ITN Malang, Senin (6/6/2022).

"Di masa depan harapannya kami bisa menyelenggarakan konferensi yang sama (internasional) dengan topik yang lain," kata Rektor ITN Malang, Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE.

Ia menyatakan rasa senangnya dimana pada masa pandemi ITN Malang khususnya Prodi PWK dapat menyelenggarakan konferensi internasional.

Pihaknya sukses mendatangkan pembicara dari beberapa negara. Di antaranya dari India, Nigeria, Malaysia, juga dari PWK ITN Malang.

Abraham Lomi berharap konferensi internasional semacam ini ke depannya bisa terus digalakkan. Dengan demikian, hasil-hasil konferensi bisa digunakan untuk mengembangkan program studi, fakultas, dan ITN Malang secara umum.

Meskipun dilaksanakan secara hybrid, namun konferensi internasional PWK diikuti secara langsung oleh puluhan partisipan dari mahasiswa, dan dosen PWK ITN Malang, serta tamu undangan.

ITN-Malang-2.jpg

Sementara total peserta konferensi internasional berjumlah lebih dari 90 peserta dari beberapa negara. Seperti Indonesia, Malaysia, India, Nigeria, Banglades dan lain-lain.

Konferensi internasional mengusung 11 subtema. Salah satunya, climate change, rural management, community development, sustainable rural tourism, dan lain-lain.

Ketua Pelaksana Konferensi Internasional Dr. Ir. Agustina Nurul Hidayati, MT mengatakan, konferensi internasional diikuti anggota dari GFSRD yang merupakan kumpulan dari beberapa perguruan tinggi yang konsen terhadap rural development.

Turut hadir sebagai pembicara, Dr. Jayanta Choudhury (Founder GFSRD, India), Mustapha Kamal (Pertubuhan Arkitek Malaysia (PAM), Amb. Ihuoma C. (President Favour Discovery Foundation, Nigeria), dan Dr. Ibnu Sasongko (Urban and Regional Planning, ITN Malang, Indonesia).

Dalam kegiatan tersebut, peserta dari Universitas Mahatma Gandhi dan beberapa NGO dari India ikut menyampaikan best practice yang mereka lakukan di India.

"GFSRD merupakan forum yang terdiri dari para pengambil keputusan yang berjuang untuk memajukan desa di Asia Pasifik. Kelompok pengambil keputusan dari negara-negara di Asia Pasifik yang peduli terhadap pembangunan pedesaan. Mereka membangun komunitas-komunitas. GFSRD memiliki chapter di setiap negara," kata Nurul.

Menurut Nurul, ada dua kelompok di GFSRD India yang hadir pada konferensi tersebut yakni 2 perguruan tinggi, NGO dan pemerintahan desa. Dimana GFSRD Chapter India belajar dari kasus-kasus yang ada di desa, di Indonesia, dan negara lainnya.

Mereka mencari penyebab kegagalan, dan kesuksesan pengembangan pedesaan di negara-negara Asia Pasifik. Untuk itu sebelum kegiatan konferensi internasional rombongan dari India sempat diajak mengunjungi Desa Wisata Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Malang.

ITN-Malang-3.jpg

“Mereka (rombongan) mendapatkan penjelasan dari Rudi, Kepala Desa Pujon Kidul mengenai pengelolaan Desa Pujon Kidul yang awalnya desa biasa, menjadi desa wisata dengan berbagai penghargaan nasional maupun internasional. Mereka mengatakan karakter Desa Pujon Kidul hampir mirip di daerahnya (India), sehingga konsep pengembangan desa tersebut akan coba diterapkan di India,” ujar Nurul.

Harapannya dengan adanya konferensi internasional, ITN Malang lebih dikenal di kancah internasional.

Konferensi internasional juga memberikan kesempatan kepada ITN Malang untuk menjalin Memorandum of Understanding (MoU) dengan Global Forum for Sustainable Rural Development (GFSRD) India.

MoU ditandatangani oleh Rektor ITN Malang dengan Dr. Jayanta Choudhury, Founder GFSRD India. Kerjasama ini tidak lepas dari peran serta dosen PWK ITN Malang, Maria Christina Endarwati, ST, MIUEM, sebagai GFSRD Asia Pacific Country Director.

"Kami bangga salah satu dosen kami Bu Maria sebagai ketua untuk GFSRD Asia Pasifik. Ini suatu rekognisi bagi kami, ketika dosen ITN punya peran penting di global forum seperti ini. Kami berharap, nanti bidang-bidang yang lain bisa menyelenggarakan hal yang sama. Bisa dengan bentuk komunitas, atau menyelenggarakan dalam bentuk yang berbeda," imbuh rektor.

MoU dengan GFSRD juga membuka peluang kerjasama bagi ITN Malang dengan perguruan tinggi dibawah naungan GFSRD India. Pada kesempatan tersebut utusan dari Mahatma Gandhi University berencana akan menjalin kerjasama dengan ITN Malang dalam waktu dekat ini.

“Harapan serta targetnya, kami bisa bekerjasama dengan perguruan tinggi dibawah GFSRD India. Kerjasama bisa berupa exchange program, penelitian, dan lain-lain. Kerjasama ini memungkinkan prodi lain turut bergabung. Seperti FTI dengan teknologi tepat gunanya,” kata Rektor ITN Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES