Pendidikan

Gemartika Bentuk Interaksi Antarsiswa yang Hilang Akibat Pembelajaran Daring Lewat Kartu Merah Putih

Sabtu, 04 Juni 2022 - 08:18 | 54.12k
Para siswa di MTsN 14 Jakarta berfoto bersama dalam program TPMMP Gemartika. (Foto: Gemartika for TIMES Indonesia)
Para siswa di MTsN 14 Jakarta berfoto bersama dalam program TPMMP Gemartika. (Foto: Gemartika for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Gerakan Gemar Matematika (Gemartika) melakukan kegiatan Tebar Pintar Matematika Merah Putih (TPMMP) di sejumlah sekolah di DKI Jakarta.

TPMMP tersebut merupakan salah satu program dari Gemartika yang bertujuan untuk menciptakan kembali kebersaman siswa dalam belajar, setelah dua tahun menjalani pembelajaran jarak jauh akibat pandemi Covid-19.

Pendiri Gemartika Dyan Riza mengatakan, media yang digunakan dalam menjalankan TPMMP tersebut adalah Kartu Matematika Merah Putih.

Kartu Matematika Merah Putih adalah salah satu media edukasi yang dimiliki oleh Gemartika untuk merangsang ketertarikan siswa dalam belajar matematika dengan metode bermain sambil belajar.

"Selain meningkatkan fokus siswa yang relatif sangat cepat dalam berhitung karena ditumbuhkan dari kemauan sendiri yang disebabkan tantangan cerdas dalam bermain kartu matematika, pun dampak positif dari bermain kartu matematika merah putih ini adalah relasi sosial antarsiswa yang nyaris hilang, dapat tumbuh seketika," kata Dyan yang juga merupakan pencipta Kartu Matematika Merah Putih tersebut kepada TIMES Indonesia, Sabtu (4/6/2022).

Dyan menerangkan, pembelajaran jarak jauh telah mereduksi berbagai pengalaman sosial di sekolah dengan hanya berfokus pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas secara daring.

"Dengan demikian, dampak Covid-19 dalam dunia pendidikan begitu serius, selain menghambat berlangsungnya pembelajaran tatap muka yang berimbas pada efektivitas pembelajaran juga menghambat berlangsungnya proses sosial di lingkungan sekolah," ujarnya.

Menurutnya, aktifitas langsung di sekolah adalah kesempatan berharga bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, dan mentalitas kelompok. 

"Keikutsertaan siswa dalam kelompok baik pada ruang kelas atau luar kelas pada keadaan normal dapat memberi energi positif pada proses belajar siswa," terang dia.

Melalui kegiatan TPMMP, lanjutnya, akan terbentuk pola interaksi sosial di dalam kelompok yang berkontribusi penting pada proses pembelajaran siswa. 

"Interaksi sosial ini berperan membantu siswa belajar dari orang lain, melakukan pembelajaran menyenangkan, membuat siswa tertarik dan terlibat, belajar bekerja sama, solidaritas, membangun mentalitas kelompok, memecahkan masalah, dan lain-lain," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Gemartika Muhammad Abdullah Azzam mengatakan bahwa pihaknya semua pihak yang peduli dengan pendidikan anak-anak selama masa pandemi Covid-19.

"Kami memberikan penghargaan kepada sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan yang kami kunjungi sebagai lembaga atau sekolah yang peduli dan tidak menutup mata akan realita hilangnya interaksi sosial antarsiswa dan komponen sekolah yang mengakibatkan terpuruknya semangat belajar siswa," kata Azzam.

Azzam menerangkan, dari beberapa sekolah di Jakarta yang dikunjungi pihaknya, banyak siswa yang mengaku merasa canggung datang ke sekolah dan berjumpa dengan teman-teman sekelasnya.

"Mereka bertemu hanya apabila ada keperluan yang berkaitan dengan sekolah seperti sekolah sedang mengadakan acara, adanya tugas kelompok, dan ketika mengumpulkan tugas ke sekolah. Jika tidak ada tugas seperti itu ya tidak bertemu," ungkap Azzam.

Yang lebih memprihatinkan lagi, ungkap Azza, beberapa siswa yang diwawancarainya mengaku merasa tidak memiliki teman di sekolah karena tidak saling kenal.

"Ada siswa mengungkapkan tidak mengenal satu pun teman. Karena dalam kegiatan belajar dalam kelompok sekalipun tetap dilaksanakan secara daring. Tidak ada pertemuan yang berkaitan dengan urusan belajar bersama dalam kelompok. Maka dari itu ketika dihadapkan pada keperluan untuk bertemu tatap muka di sekolah dengan teman sekelasnya, mereka merasa tidak percaya diri, canggung, dan merasa kesulitan untuk berbaur," terang Azzam.

Karena itu, dia meyakini bahwa TPMMP yang diinisiasi oleh Gemartika penting diterapkan di sekolah-sekolah untuk melahirkan kembali interaksi sosial antarsiswa di sekolah.

TPMMP oleh Gemartika ini digelar serentak di lebih dari 10 sekolah di DKI Jakarta di antaranya SMP Bakti 17 Jakarta, MTsN 14 Jakarta, dan SMP Bakti 17 Jakarta dalam rangka Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dan akan berlanjut pada Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES