Ekonomi

Minyak Goreng Curah Tak Lagi Bersubsidi, Pedagang di Pacitan Khawatir Harga Melambung

Jumat, 03 Juni 2022 - 17:26 | 60.69k
Pedagang Sembako Pasar Arjosari Pacitan, Eka Riyana mengaku khawatir atas dicabutnya subsidi migor curah akan berdampak pada harga. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Pedagang Sembako Pasar Arjosari Pacitan, Eka Riyana mengaku khawatir atas dicabutnya subsidi migor curah akan berdampak pada harga. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PACITAN – Setelah pemerintah pusat resmi mencabut subsidi minyak goreng curah (migor curah) sejak Selasa (31/5/2022) kemarin, pedagang di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur khawatir terkena dampaknya yakni melambungnya harga. Padahal sebelumnya ekspor Crude Palm Oil (CPO) ke luar negeri sudah dilarang untuk menjamin ketersediaan stok. 

Seperti diungkapkan seorang pedagang sembako Pasar Arjosari Pacitan, Eka Riyana pencabutan subsidi tersebut berpotensi memicu melambungnya harga minyak goreng curah hingga kelangkaan stok. 

"Saya sendiri tidak setuju dengan aturan pemerintah. Yang kasihan itu pelaku usaha kecil-kecilan. Mereka tetap tidak mau beli migor kemasan," katanya, Jumat (3/6/2022). 

Ia meminta pemerintah kembali mempertimbangkan ketetapan tersebut yang dinilai membuat susah pedagang kecil. Di samping itu, jika harus naik melebihi HET juga akan berimbas pada omzet pendapatan. 

Pasar-Arjosari-Pacitan-2.jpg

"Saat ini saya jual migor curah Rp16 ribu perkilo. Yang kemasan Rp23 ribu per liternya. Tidak tahu besok distributornya masih nyetok apa tidak. Takut pelanggan lari tak beli di sini," ungkap Eka Riyana. 

Sementara itu, saat dikonfirmasi Kepala Dinas Perdagangan dan Tenaga Kerja (Disdagnaker Pacitan), Sunaryo juga mengaku belum menerima surat ketetapan pencabutan subsidi migor dari pemerintah pusat. Sedangkan HET saat ini masih dijual sekitar Rp14-15 ribu per liter. 

"Belum menerima surat edaran resminya. Standar harga migor curah ini nanti juga belum tahu apakah ada perubahan. Kami hanya memantau saja, sejauh mana pasar bisa berjalan aman," terangnya. 

Selain itu, pasca dicabutnya subsidi migor curah tersebut pihaknya juga menjamin tidak menimbulkan gejolak di masyarakat terutama bagi pedagang di pasar tradisional. 

"Sementara menurut pengamatan kami tidak menimbulkan gejolak. Setelah ini kami yakin bahwa stok migor sudah memenuhi kebutuhan konsumen masyarakat. Lagi pula konsumennya juga dari kalangan tertentu, artinya tidak umum," jelas Kepala Disdagnaker Pacitan, Sunaryo terkait pencabutan subsidi minyak goreng curah oleh pemerintah pusat dan membuat pedagang khawatir harga melambung. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES