Kopi TIMES

Pentingnya Stimulasi Literasi Dini yang Menyenangkan Melalui Program Multisensori

Selasa, 31 Mei 2022 - 20:47 | 105.89k
Novia Solichah, M.Psi., Psikolog.; Dosen Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Novia Solichah, M.Psi., Psikolog.; Dosen Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Kemampuan literasi dini atau kemampuan baca tulis merupakan kemampuan yang penting dimiliki dalam proses perkembangan anak.

Kemampuan membaca yang rendah diasosiasikan dengan rendahnya prestasi di sekolah, kurangnya kemampuan literasi saat dewasa, serta meningkatnya masalah perilaku dan tingkat putus sekolah. Kemampuan literasi yang dimiliki oleh anak usia dini sebagai proyeksi potensi literasi pada saat di sekolah dasar. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA), Indonesia berada dalam peringkat 62 menurut 70 negara terkait taraf literasi, dimana Indonesia berada dalam 10 negara terbawah menggunakan taraf literasi rendah. 

Membaca merupakan satu ketrampilan penting dalam budaya modern saat ini. oleh sebab itu, stimulasi pencapaian kemampuan literasi mulai sejak awal usia dini penting dilakukan. Sebab, kemampuan literasi awal yang bagus bisa mempermudah anak dalam hal membaca dan juga bisa meningkatkan kesuksesan di sekolah. Anak yang telah menguasai literasi sedini mungkin akan menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat. kegiatan literasi harus berupa kegiatan bermain. Bermain disini bisa berupa mengajak anak untuk berbicara dan juga memberi verbal scaffolding (penguatan). 

Anak usia dini berada di fase perkembangan sekaligus perkembangan pesat dari segi mental maupun fisiknya. Oleh karena itu, Anak usia dini adalah masa emas, dimana anak mempunyai potensi untuk belajar banyak hal dengan cepat. Anak usia dini penting untuk menumbuhkan kebiasaan berliterasi sejak dini karena kemampuan literasi dapat menjadi modal awal dalam menghadapi dunia pada masa yang akan datang.

Karena literasi dapat mengembangkan kemampuan dasar anak seperti membaca, berhitung dan menulis bisa menjadi persiapan anak untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Mengembangkan literasi sejak dini juga bisa membuat anak lebih bisa berfikir kritis dalam berbagai situasi. 

Kemampuan literasi dini merupakan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki anak usia dini untuk menyiapkan diri belajar membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan di sekolah dasar. Banyak orangtua dan guru yang menyadari akan pentingnya mengajarkan calistung sejak dini. Namun terkait peran, banyak orang tua yang menyerahkan kegiatan stimulasi literasi ini kepada guru di sekolah dan guru menyampaikan kegiatan literasi ini dengan cara monoton, drill, dan anak hanya duduk serta bu guru menerangkan di depan, sehingga anak banyak mengeluh tidak bisa, lelah, dan menangis. 

Aktivitas calistung ini boleh untuk dikenalkan pada anak usia dini tetapi menggunakan cara yang menyenangkan, supaya anak tidak mengalami mental hectic. Program multisensori dalam literasi merupakan proses belajar yang menggunakan sensori visual (penglihatan), kinestetik-taktil (gerakan), dan auditori (pendengaran) hal tersebut untuk meningkatkan ingatan dan juga proses belajarnya.

Ketiga proses tersebut harus dioptimalkan secara simultan dan juga harus saling mendukung agar anak bisa menyimpan kode, bentuk, dan nama huruf dengan lebih simpel. pendekatan multisensori ini melibatkan anak karena rangsangan yang masuk disini secara simultan terhadap sensasi visual, kinestetik, dan pendengaran akan disimpan dan bertahan lebih lama. 

Kelebihan metode multisensori ialah bisa mengikutsertakan orang-orang menggunakan gaya belajar yang tidak sinkron-beda, contohnya beberapa orang menggunakan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Orang umumnya mengingat 10 jam menurut apa yang dibaca, 20 %  apa yang dengar, 30 % apa yang lihat,  50 % apa yang dilihat, dengan pemrosesan multimodal bisa menurunkan kognitif menjadi informasi menurut modalitas yang tidak sinkron bisa lebih gampang disimpan pada memori jangka pendek dan dipakai buat membentuk representasi jangka panjang. Metode stimulasi literasi anak usia dini yang efektif adalah metode yang bersifat aktif dan partisipatif. 

Model kegiatan literasi dengan stimulasi multisensory diantaranya, sensori visual dilakukan dengan memberikan stimulus berupa buku cerita, kartu huruf dan gambar yang dilihat anak secara langsung, auditori (telinga) yaitu dengan menggunakan digital storytelling, membacakan buku cerita bergambar yang menarik, nyanyian huruf dan angka, bermain harta karun dan tebak huruf.

Sensori kinestetik-taktil (gerakan tangan) dilakukan dengan membentuk huruf dan benda di sekitar menggunakan plastisin, menulis di atas plastisin, menyusun puzzle huruf dan angka dan menulis menggunakan media jelly zip lock, main lompat huruf. Guru dan Orang tua bisa menerapkan pendekatan multisensory, di mana ini merupakan cara menyenangkan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan anak usia dini, karena anak diajak untuk merasakan, melihat, mendengar, membuat bunyi huruf dan mengasosiasikan bunyi tersebut dengan hal-hal yang mudah diingat, yaitu melalui cerita dan gerakan.

***

*) Oleh: Novia Solichah, M.Psi., Psikolog.; Dosen Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES