Ekonomi

Modal Rp200 Ribu, Kacang Telur Warga Bondowoso Ini Tembus Toko Modern

Minggu, 29 Mei 2022 - 18:45 | 141.86k
Proses pengemasan produk kacang telur milik Mainatun warga Kabupaten Bondowoso yang kini rambah toko modern. (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Proses pengemasan produk kacang telur milik Mainatun warga Kabupaten Bondowoso yang kini rambah toko modern. (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Konsisten. Itulah yang dipegang teguh oleh Aminatun Juhriah (32) saat memutuskan membuka usaha kacang telur. Di awal memulai usahanya, ia tidak punya modal banyak. Tetapi ia meyakini satu hal, bahwa sesuatu yang dilakukan sungguh-sungguh akan membuahkan hasil manis di kemudian hari.

Warga Desa Bataan Kecamatan Tenggarang itu sudah 11 tahun menggeluti usahanya. Bahkan awalnya ia hanya memiliki modal Rp200 ribu.

Mumum, mengenang saat ia mulai membuka usaha. Tepatnya pada Tahun 2011 lalu. Bahkan saat itu ia membeli makanan ringan di toko dalam jumlah besar. Kemudian produk dikemas ulang. 

Tetapi cara itu tidak mampu mendapatkan keuntungan yang banyak. Apalagi produk yang ia beli dari toko grosir kualitasnya kurang baik. Bahkan terkadang sudah kadaluarsa.

Ia bersama suaminya memutuskan untuk membuat produk sendiri, berupa kacang telur yang kini diberi nama kacang telur 'Bu Erte'. "Packaging-nya waktu itu masih pakai lilin. Gak ada karyawan juga," katanya.

Lambat laun usahanya pun mulai mengalami peningkatan. Pada 2013 lalu, mereka mempu membeli mesin pres. Sehingga proses pengemasan dapat dilakukan lebih cepat.

Namun saat itu kacang telur yang diproduksi hanya 1 kilogram saja setiap hari. Pemasarannya masih terbatas dan hanya orang-orang dekat saja.

Ia terus mengembangkan usaha kacang telurnya. Bahkan peralatan yang dibutuhkan terus dilengkapi dengan yang lebih canggih.

"Kami memiliki kesempatan untuk mendapatkan pelatihan dari Diskoperindag (Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan). Bantuan materi tidak ada. Hanya akses pemasaran saja yang dipermudah," jelas dia.

Kemudian pemasaran produk kacang telur miliknya mengalami peningkatan. Bahkan sat ini sudah merambah toko modern. Namun ia tidak memungkiri banyak juga toko yang menolak produk mereka karena beberapa alasan. 

"Produk ini kan banyak saingan. Kita juga gak pakai bahan pengawet, sehingga kadaluarsanya cepat. Kalau gak salah tiga bulan," paparnya.

Namun ia tidak patah arang. Akhirnya pesanan dari tahun ke tahun terus meningkat. Kemudian pengusaha muda ini memutuskan untuk merekrut karyawan, sebanyak dua orang.

Menurutnya, tingkat produksinya mengalami kenaikan, didukung peralatan yang ada. Dalam satu hari saja, sudah dapat memproduksi sebanyak 8 kilogram kacang telur. "Kalau hari raya kemarin, tembus 10 kilo per hari. Sampek gak nutut buatnya," ungkapnya.

Ditambahkan oleh suaminya, Sandy, saat ini memang ada sedikit kendala yaitu adanya kenaikan beberapa bahan pokok, seperti telur, kacang dan tepung .

Walaupun demikian, ia tetap menjalani usahanya dengan serius meski omsetnya juga mengalami penurunan. "Apalagi ketika minyak goreng mahal kemarin itu. Sempat terpukul beneran gara-gara minyak," paparnya. 

Informasi dihimpun, usaha kacang telur warga Bondowoso yang awalnya hanya bermodalkan Rp200 ribu, kini omset yang diterima setiap bulan sudah mencapai Rp2,5 juta hingga Rp3 juta. "Itu setelah dipotong modal dan gaji karyawan," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES