Pemerintahan

Mendes PDTT RI: Selamat Jalan Buya Syafii, Guru Bangsa dan Kita Semua

Sabtu, 28 Mei 2022 - 13:33 | 45.58k
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar (FOTO:  Dokumen/Kemendes)
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar (FOTO: Dokumen/Kemendes)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI (Mendes PDTT RI) Abdul Halim Iskandar menyampaikan rasa duka yang mendalam atas berpulangnya Buya Syafii Maarif di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Yogyakarta, Jumat (27/5/2022) pagi. 

Sebagai tokoh bangsa yang berjasa di Organisasi Muhammadiyah maupun seluruh masyarakat Indonesia, Buya Syafii Maarif dikenal sebagai salah satu tokoh yang menggalakkan toleransi di Indonesia dengan visi pemikiran kebangsaanya. 

"Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Saya sebagai salah satu yang pernah mengenyam ilmu dari Beliau meski tidak secara langsung, saya merasa sangat kehilangan atas wafatnya beliau. Saya mendoakan semoga seluruh amal baik Beliau diterima oleh Allah SWT serta segala khilaf Beliau diampuni dan ditempatkan di sisi terbaik, di sisi Allah SWT," kata Menteri Halim, Sabtu (28/5/2022).

Gus Halim sapaan akrab- Menteri Abdul Halim Iskandar menilai inti dari pemikiran atau visi dari seorang Buya Syafii Maarif adalah semangat kebangsaan dan ke-Islam-an yang mesti selaras dengan semangat ke-Indonesia-an dan kemanusiaan.

Menurut Gus Halim, pandangan ini tercermin dari berbagai pendapat Buya Syafii Maarif terkait persoalan bangsa di antaranya Pancasila, pluralisme agama, politik, demokrasi, dan keadilan-kemanusiaan. Orientasinya adalah terciptanya hubungan senapas antara Islam, ke-Indonesia-an, dan juga kemanusiaan. 

"Buya Syafii sejak dahulu memiliki visi pemikiran yang jelas tentang wawasan kebangsaan. Beliau juga memiliki satu prinsip yang jelas dan tegas tentang humanisme islam. Inilah yang kemudian membawa Beliau menjadi Pemimpin Nasional pada zamannya hingga menjadi Ketua Umum Muhammadiyah," kata Gus Halim.

Gus Halim, menuturkan, dirinya mengenal Buya Syafii sejak menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dirinya di Fakultas Ilmu Pendidikan sedangkan Buya Syafii di Fakultas Keguruan Ilmu Sosial (FKIS).

"Meski berbeda fakultas, saya bisa mengenal Beliau karena sejak saya kuliah di UNY, Beliau itu sudah menjadi Tokoh. Saya beberapa kali mengikuti ceramah Beliau, baik Pengajian di Masjid maupun di Kampus," kata Gus Halim.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu meninggal dunia usai mendapat perawatan di RS PKU Muhammadiyah Gamping setelah sebelumnya mengalami sesak nafas. Buya Syafii meninggal dalam usia 87 tahun.

Jenazah Buya Syafii disemayamkan di Masjid Gede Kauman dan akan disalatkan di tempat yang sama pada sore ini. Buya Syafii bakal dimakamkan di di Pemakaman Khusnul Khotimah milik Muhammadiyah yang berlokasi di Dusun Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES