Peristiwa Internasional

WHO Laporkan Saat Ini Data Kasus Cacar Monyet Telah Mendekati Angka 200

Sabtu, 28 Mei 2022 - 12:56 | 35.44k
Direktur pandemi dan penyakit epidemik WHO, Dr. Sylvie Briand saat menyampaikan keterangan pers (FOTO: Dokumen/WHO)
Direktur pandemi dan penyakit epidemik WHO, Dr. Sylvie Briand saat menyampaikan keterangan pers (FOTO: Dokumen/WHO)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur pandemi dan penyakit epidemik WHO, Dr. Sylvie Briand menjelaskan, bahwa saat ini kasus cacar monyet telah mendekati angka 200, dan dilaporkan di lebih dari 20 negara yang biasanya diketahui tidak memiliki wabah penyakit tersebut.

Dia mengimbau seluruh kepala negara di dunia lebih berhati-hati dalam memberikan kelongaran aktivitas bagi masyarakat. Mereka disarankan tidak melepas masker dan tetap menjaga kebersihan, terutama ketika beraktivitas di ruang publik.

Dr. Sylvie Briand menjelaskan, semua pakar di dunia sampai saat ini masih melakukan penelitian terkait wabah ini. Dia menduga penyakit ini kemungkinan juga disebabkan oleh perubahan perilaku manusia setelah pandemi Covid-19.

"Pengurutan pertama virus menunjukkan, bahwa jenisnya tidak berbeda dari jenis yang dapat kita temukan di negara-negara endemik dan (wabah ini) mungkin lebih disebabkan oleh perubahan perilaku manusia," kata Dr. Sylvie Briand dikutip dari Reuters di Jakarta, Sabtu (28/5/2022).

Briand mengatakan bahwa berdasarkan bagaimana wabah penyakit di masa lalu di Afrika telah berkembang, situasi saat ini tampaknya 'dapat dikendalikan'. Dia ingin semua negara tetap waspada dan tidak panik.

Dia optimis setelah pandemi Covid-19 bisa dikendalikan walaupun membutuhkan waktu yang sangat lama,  maka wabah cacar monyet juga pasti lebih gampang. Alasannya pernyataan itu disampaikan karena masyarakat sudah biasa berdampingan dengan pandemi selama 2 tahun terakhir.

Namun, dia mengatakan WHO memperkirakan akan melihat lebih banyak kasus cacar monyet yang dilaporkan di masa depan, mencatat "kita tidak tahu apakah kita hanya melihat puncak gunung es (atau) jika ada lebih banyak kasus yang tidak terdeteksi di masyarakat," pungkas Dr Sylvie Briand. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES