Peristiwa Daerah

Penjual Daging di Kota Malang Tegas Tak Mau Jual Daging Sapi yang Terjangkit PMK

Kamis, 26 Mei 2022 - 16:24 | 81.20k
Penjual daging di Pasar Oro-oro Dowo Kota Malang, Thoriq. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Penjual daging di Pasar Oro-oro Dowo Kota Malang, Thoriq. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Penjual daging di Kota Malang ketir-ketir dengan isu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mulai menyebar masif di Kota Malang.

Apalagi, salah satu peternak sapi di Kota Malang juga sempat menuturkan bahwa sapi yang terjangkit PMK lebih banyak diburu jagal akibat harganya menurun drastis.

Tentu mendengar hal tersebut, sejumlah pedagang daging sapi di sejumlah pasar Kota Malang menolak tegas untuk menjual daging-daging sapi yang terjangkit PMK.

Salah satu pedagang daging sapi di Pasar Oro-oro Dowo Kota Malang, Thoriq (43) menyayangkan jika benar adanya daging sapi terjangkit PMK diperjual belikan.

Meski tak terlalu memahami soal penyakit tersebut, ia tetap tegas menolak menjual daging sapi yang terjangkit PMK.

"Saya sendiri masalah penyakit kurang memahami. Cuma kalau di RPH aturannya sapi kalau punya penyakit gak boleh disembelih. Apalagi penyakit ini (PMK) disembelih ya jangan," ujar Thoriq, Kamis (26/5/2022).

Penjual-Daging-2.jpgLokasi penjualan daging di Pasar Besar Malang. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

Ia menyarankan, seharusnya jika ada sapi terjangkit PMK, seharusnya disembuhkan terlebih dahulu baru disembelih dan diperjual belikan.

"Harusnya disembuhkan dulu baru diperjual belikan gakpapa. Harus normal dulu biar sehat baru disembelih. Kalau ada sapi lagi sakit PMK terus disembelih diperjual belikan wah itu harus ditindak mas," ungkapnya.

Terlebih, dikatakan Thoriq bahwa di Pasar Oro-oro Dowo dalam kurun waktu satu Minggu sekali selalu ada inspeksi yang dilakukan oleh pihak RPH maupun Pemkot Malang untuk mengecek kualitas daging sapi yang diperjual belikan.

"Satu minggu sekali, harinya gak tentu tapi. Ya ngecek kesehatan daging yang dijual. Kalau ditemukan ya ditindak di panggil dan dilaporkan. Di pasar ini gak pernah ada yang nakal," tuturnya.

Dengan adanya wabah PMK ini, Thoriq mengaku bahwa penjualannya menurun hingga 50 persen. Sebab, para konsumen di pasar tersebut dikenal selektif dan benar-benar menjaga kualitas.

Sebab, kata Thoriq, untuk harga sendiri masih dinilai standar hingga saat ini. Para konsumen berani membayar mahal, yang terpenting kualitas daging yang dibeli dipastikan bagus. "Konsumen disini agak rewel. Mereka berani bayar mahal penting kualitas bagus. Saya jual dari Rp 115 sampai Rp 120 ribu," katanya.

Sementara itu, penjual daging yang berada di Pasar Besar Kota Malang, Sumina (42) mengaku sering menemui konsumen yang mengeluh kepadanya atas penyakit PMK yang mulai merebak.

Sebab, para konsumen terlihat cukup takut untuk membeli daging secara sembarangan. Oleh sebab itu, ia memberikan edukasi dan kepastian kualitas yang terjaga daripada daging-daging yang ia jual.

"Kebanyakan penjual di warung yang ngeluh ke saya. Banyak pelanggan ku takut beli. Ya saya jelasin aja ini sudah terjamin dari RPH jadi aman. Aku yakinkan terus mas," bebernya.

Meski ia terus berusaha meyakinkan konsumennya, Sumina mengaku memang penjualan hingga saat ini masih terus menurun akibat wabah PMK. "Ya karena ada isu itu (wabah PMK) jadi menurun (penjualan). Tapi saya terus berusaha meyakinkan konsumen," pungkasnya.

Sebagai informasi, wabah PMK saat ini di Kota Malang mulai menyebar luas. Dari catatan Dispangtan Kota Malang, setidaknya ada 151 ekor sapi terjangkit PMK di empat kelurahan penghasil ternak sapi.

Namun, berbagai pakar termasuk Dispangtan Kota Malang memastikan bahwa daging sapi yang terjangkit PMK dipastikan masih bisa dikonsumsi oleh manusia sebab tak menular ke manusia.

Akan tetapi, pihak Dispangtan Kota Malang menyarankan untuk memasak daging sapi yang Terjangkit PMK dengan baik. Salah satunya Memasak daging hingga benar-benar mendidih di suhu 70 derajat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES