MUI Kabupaten Probolinggo Sebut Husainiah ABI Ajaran Syiah, Ini Tanggapan Pihak Yayasan

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur menyebut, bahwa yayasan Husainiah ABI (Ahlulbait Indonesia) di Desa Pabean, Kecamatan Dringu adalah ajaran Islam Syiah. Hal itu dipastikan setelah dilakukan pengkajian oleh pihak MUI.

"ABI itu memang sudah umum di Indonesia. Jadi perkumpulan itu adalah ajaran Syiah. Kenapa ditolak oleh warga, karena warga sudah memahami itu karena memang ajarannya Syiah. Sehingga menimbulkan keresahan," kata Sekretaris Umum MUI Probolinggo, Kiai Zihabuddin, kepada TIMES Indonesia, Rabu (25/5/2022).

"Hal itu sudah berdasarkan bahwa di mana-mana gerakannya itu akan menimbulkan keresahan bagi masyarakat dan tokoh agama," sambung kiai Zihabuddin.

Kiai Zihabudin mengemukakan, MUI Kabupaten Probolinggo, sudah melakukan kajian-kajian soal yayasan ABI tersebut. Dan masyarakat sendiri sudah tidak mau ada yayasan itu. Bahkan pembangunan gedung itu ditolak oelh masyarakat.

Karena sebelum ada yayasan di Desa Pabean kata kiai Zihabudin, sebelumnya juga terjadi di Sumberasih, Kota Probolinggo. Beberapa tahun kemudian berpindah ke Desa Pabean. Di Sumberasih juga ditolak oleh warga dan tokoh masyarakat.

"MUI melakukan pengkajian berdasarkan masyarakat, tokoh masyarakat, MWCNU dan tokoh agama. Ustaz di yayasan ABI di Desa Pabean, itu bukan dari Probolinggo, kalau tidak salah dari Malang," terangnya.

Menanggapi hal tersebut, Sektretari DPD ABI Kabupaten Probolinggo, Anis Nufauzi membenarkan jika yayasan Husainiah Ahlulbait Indonesia itu adalah menganut ajaran Syiah. Namun kata dia, ajaran Syiah yang dianutnya bukan Syiah seperti di negara lain.

"Ajaran Syiah di Indonesia, yang kami anut adalah Syiah Jakfariyah atau Istana Asyariyah, tidak sama denga Syiah yang ada di Negara lain itu," ungkap Anis Nuh Fauzi, saat dihubungi TIMES Indonesia.

Sebelumnya, pembangunan gedung Husainiah ABI (Ahlul Bait Indonesia) di Desa Pabean, Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo, hingga kini masih menuai polemik, baik dari warga, tokoh masyarakat dan Pemkab setempat. Dan saat ini pembangunan gedung ormas itu dihentikan karena selalu mendapat protes dari warga. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement