Peristiwa Daerah

Wilayah Purwantoro Sumbang Wabah PMK Terbanyak di Kota Malang, Ratusan Sapi Disuntik

Rabu, 25 Mei 2022 - 15:51 | 38.56k
Para petugas Dispangtan Kota Malang saat Lakukan Penyuntikan terhadap Sapi yang terjangkit Wabah PMK, Rabu (25/5/2022). (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Para petugas Dispangtan Kota Malang saat Lakukan Penyuntikan terhadap Sapi yang terjangkit Wabah PMK, Rabu (25/5/2022). (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kota Malang nampaknya tengah menyebar masif. Sebab, diluar prediksi bahwa sejumlah lokasi ternak di Kota Malang kini telah terjangkit wabah tersebut.

Dari catatan Dispangtan Kota Malang, setidaknya per siang ini, Rabu (25/5/2022) sudah 151 kasus wabah PMK menyebar di Kota Malang. Penyumbang terbanyak, terjadi di wilayah Kelurahan Purwantoro, tepatnya di sentra ternak Sanan, Kota Malang.

"Ada 151 kasus, jumlah yang sembuh 9 ekor. Di 4 Kelurahan menyebar. Untuk Purwantoro ada 124 ekor, Ciptomulyo 10 ekor, Madyopuro 15 ekor dan Cemorokandang 2 ekor," ujar Kabid Peternakan Dispangtan Kota Malang, Anton Pramudjiono, Rabu (25/5/2022).

Sapi-Disuntik-2.jpg

Saat TIMES Indonesia mencoba mendatangi lokasi, nampak sejumlah peternak hingga dokter pun berkumpul di kandang sapi di Sentra Sanan Kota Malang. Terlihat para pemilik sapi pun mengarahkan para dokter yang diketahui dari Dispangtan Kota Malang untuk melakukan penyuntikan sapi yang terjangkit wabah PMK.

Diungkapkan, hampir di setiap kandang 50 persen sapi terjangkit PMK di wilayah Sanan. Oleh sebab itu, disarankan untuk sapi yang terjangkit PMK bisa dipisahkan dari sapi-sapi yang sehat. "Dari liur, kotoran, kencingnya juga bisa menularkan. Terutama yang bekas luka di bagian kuku itu banyak virusnya. Udara juga bisa," ungkapnya.

Nampak, sejumlah sapi terlihat pucat hingga mengeluarkan air liur yang cukup banyak. Tak hanya penyuntikan, para dokter dari Dispangtan Kota Malang juga memberikan antibiotik, anti nyeri, vitamin dan juga suplemen.

"Penyembuhan ini tergantung tingkat keparahan. Kalau masih awal sih dua tiga hari bisa membaik. Tapi kalau lecet di kuku sudah sampai terkelupas ya itu sampai dua Minggu hingga satu bulan," bebernya.

Diketahui, kata Anton, kasus pertama penyebaran wabah PMK ini pertama kali di ketahui di tanggal 11 Mei 2022 lalu. Namun, untuk indikasi sementara, Anton menyebutkan bahwa penyebaran ini bisa dari keluar masuk hewan ternak dari setiap daerah hingga mobilitas hewan, orang dan kendaraan.

Sapi-Disuntik-3.jpg

"Di setiap wilayah ada tim. Kita gak bisa dari lokasi terjangkit ke lokasi yang sehat. Penularan ini bisa dari lalu lalang sapi daerah hingga orang," pungkasnya.

Sementara itu, Peternak Sapi di Sentra Sanan, Mulyono (56) menyebutkan bahwa dari 30 ekor sapi yang ia miliki, setidaknya ada 4 ekor yang terjangkit PMK dan dilakukan penyuntikan. "Ada beberapa yang sudah sembuh. Kalau di kandang ini ada dua yang sudah disuntik," katanya.

Menurutnya, penyebaran wabah PMK di wilayah Sanan Kota Malang ini telah terjadi sejak dua Minggu lalu dan hingga kini penyebaran pun terasa semakin parah. "Sudah dua Minggu lalu. Di Sanan ini ada ribuan sapi lah, hampir 50 persen mungkin yang sudah pernah kena (PMK)," tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES