Peristiwa Nasional

Menko PMK RI: Gotong Royong Pentahelix Contoh Baik Penanganan Bencana di Indonesia

Selasa, 24 Mei 2022 - 08:36 | 25.33k
Menko PMK Muhadjir Effendy pada pembukaan World Reconstruction Conference ke-5. (FOTO: instagram Muhadjir Effendy)
Menko PMK Muhadjir Effendy pada pembukaan World Reconstruction Conference ke-5. (FOTO: instagram Muhadjir Effendy)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK RI) Muhadjir Effendy menyebut Indonesia memiliki kearifan lokal untuk menghadapi berbagai situasi dan ancaman bencana di sekitarnya melalui budaya, bangunan, peralatan tradisional, maupun upaya melestarikan alam.

Hal tersebut disampaikan Menko Muhadjir pada pembukaan World Reconstruction Conference ke-5 yang dihadiri Principal Secretry to The Prime Minister of India Dr Pramod Kumar Mishra, UNDP's Assistant Administrator and Director for the Crisis Bureau Asako Okai, Global Director of World Bank's Urban, Disaster Risk Management, Resilience and Land Global Practice Sameh Wahba, Special Representative of the UN Secretary General for DRR and Head of the UN Office for DRR Mami Mizutori di Bali pada Senin (23/5/2022) kemarin.

“Kita sangat berpengalaman dalam memanfaatkan dan menggunakan potensi kearifan lokal yang ada di masyarakat,” ucap Menko Muhadjir dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (24/5/2022).

Menurutnya, salah satu potensi lokal yang dapat dijadikan contoh baik dalam penanganan bencana di Indonesia ialah gotong royong pentahelix, yakni partisipasi pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media.

Menko-PMK-a.jpg

Menko PMK Muhadjir Effendy bersama tamu undangan lainnya. (FOTO: instagram Muhadjir Effendy)

“Kejadian bencana di Indonesia mendorong kami belajar dari pengalaman dalam membangun ketahanan secara kolaboratif yang dapat kami bagikan kepada delegasi-delegasi GPDRR (Global Platform for Disaster Risk Reduction),” ujarnya.

Menko Muhadjir mengungkapkan, sebagai negara yang berada di ring of fire, Indonesia secara geografis dan geologis, rentan bencana karena terletak di zona pertemuan lempeng-lempeng besar dunia. Indonesia perlu waspada terhadap bencana non-alam dan bencana hidrometeorologis yang dipicu perubahan iklim global.

Menurut World Risk Report 2021, Indonesia berada di urutan ke-38 dari 181 negara yang berisiko bencana. Oleh karena itu Menko Muhadjir mengatakan, banyaknya kejadian bencana di Indonesia membuat Pemerintah Indonesia lebih antisipatif.

Menko Muhadjir menerangkan, pembelajaran yang dapat dipetik dari Indonesia adalah pentingnya penerapan prinsip build back better safer dan sustainable dengan memasukkan unsur mitigasi dalam pemulihan bencana. Kemudian, perlunya peningkatan literasi kebencanaan masyarat, penguatan infrastruktur, serta pemulihan daya dukung lingkungan.

“Untuk itu saya ingin mengajak dan mendorong segenap stakeholder kebencanaan guna mencapai tujuan SFDRR (Sendai Framework for Disaster Risk Reduction) dan SDGs (Sustainable Development Goals), terutama peningkatkan kerjasama internasional untuk mengurangi kerugian ekonomi akibat bencana, kerusakan infrastruktur, dan gangguan layanan dasar,” tandas Menko PMK RI Muhadjir Effendy. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES