Peristiwa Internasional

Diplomat Rusia di PBB Protes Mengundurkan Diri Karena Malu Memerangi Ukraina

Selasa, 24 Mei 2022 - 08:19 | 28.11k
Sebuah tim dari PBB mewawancarai penduduk Andriivka saat mereka mengumpulkan kesaksian tentang dugaan kejahatan perang. (FOTO A: BBC)
Sebuah tim dari PBB mewawancarai penduduk Andriivka saat mereka mengumpulkan kesaksian tentang dugaan kejahatan perang. (FOTO A: BBC)

TIMESINDONESIA, JAKARTARusia dibuat malu oleh diplomatnya sendiri di PBB, Boris Bondarev yang protes memilih mengundurkan diri dari tugasnya karena dia menganggap memerangi Ukraina itu sebagai aib yang berdarah, dungu, dan sama sekali tidak perlu serta kejahatan terhadap rakyat Ukraina dan rakyat Rusia.

Boris Bondarev membagikan surat yang diposting di media sosial kepada sesama diplomat itu menjelaskan, bahwa dia telah memilih untuk mengakhiri 20 tahun karirnya di dinas militer karena dia tidak bisa lagi berbagi dalam aib yang berdarah, dungu, dan sama sekali tidak perlu ini.

Boris Bondarev mengatakan dalam sebuah pernyataan yang ditempatkan di halaman LinkedIn-nya pada 23 Mei bahwa dia tidak pernah begitu malu dengan negaranya seperti yang terjadi pada 24 Februari, ketika Rusia mulai melancarkan invasi ke tetangganya itu.

"Perang agresif yang dilancarkan oleh (Presiden Rusia Vladimir) Putin melawan Ukraina, dan sebenarnya terhadap seluruh dunia Barat, bukan hanya kejahatan terhadap rakyat Ukraina, tetapi juga, mungkin, kejahatan paling serius terhadap rakyat Rusia," tulis Bondarev yang mengidentifikasi dirinya di LinkedIn sebagai penasihat di misi yang menangani pengendalian senjata itu.

"Mereka yang memikirkan perang ini hanya menginginkan satu hal - tetap berkuasa selamanya. Untuk mencapai itu, mereka rela mengorbankan nyawa sebanyak-banyaknya. Ribuan orang Rusia dan Ukraina telah mati hanya untuk ini," tambahnya.

Bondarev tahu keputusannya untuk berbicara mungkin berarti Kremlin sekarang menganggapnya pengkhianat. Namun dia tetap pada pernyataannya yang menggambarkan perang itu sebagai "kejahatan terhadap rakyat Ukraina" dan "rakyat Rusia".

Belum ada komentar dari Rusia. Namun Rusia selalu menindak mereka yang kritis atau menyimpang dari narasi resmi seputar perang yang berkedok sebagai operasi militer khusus itu. Bondarev juga mengkonfirmasi pernyataan itu kepada Reuters dan Associated Press.

Kepada Reuters ia mengatakan, bahwa dia mulai membayangkan membuat langkah seperti itu beberapa tahun yang lalu. "Tetapi skala bencana ini mendorong saya untuk melakukannya," katanya.

Dia menambahkan bahwa dia telah menyuarakan keprihatinan tentang invasi dengan staf senior kedutaan, hanya untuk diberitahu untuk "tutup mulut."

"Saya belajar untuk menjadi diplomat dan telah menjadi diplomat selama dua puluh tahun. Kementerian telah menjadi rumah dan keluarga saya. Tapi saya tidak bisa lagi berbagi dalam aib yang berdarah, dungu, dan sama sekali tidak perlu ini," kata Bondarev.

Rusia telah secara keliru menggambarkan invasinya ke Ukraina, yang telah melibatkan puluhan ribu tentara, sebagai upaya untuk membasmi “Nazi” dan ekstremis lainnya. Ribuan warga sipil Ukraina tewas dalam perang meskipun Rusia mengklaim tidak menargetkan mereka.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES