Peristiwa Daerah

Masalah Ketimpangan Pendidikan Dibedah TurunTangan dalam Diskusi dan Nonton Bareng

Minggu, 22 Mei 2022 - 07:45 | 69.51k
Nonton bareng dan Diskusi tentang problem pendidikan si Indonesia yang digelar TurunTangan di Cikini IV, Jakarta sangat gayeng. (FOTO: TurunTangan)
Nonton bareng dan Diskusi tentang problem pendidikan si Indonesia yang digelar TurunTangan di Cikini IV, Jakarta sangat gayeng. (FOTO: TurunTangan)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Problematika pendidikan di Indonesia ternyata yang membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, dibedah TurunTangan dalam agenda Nonton Bareng & Diskusi, Sabtu (21/5/2022) di Cikini IV, Jakarta.

Dalam rangka memeringati Hari Kebangkitan Nasional 2022, TurunTangan mengadakan agenda yang bertajuk Nonton Bareng & Diskusi: Problema Dunia Pendidikan dan Peluang Kontribusi Relawan.

TurunTangan menghadirkan 2 narasumber, Ulfah Alifia, Senior researcher Smeru Research Institute dan Shendy Ristandi, Community Engagement Coordinator Indorelawan. Agenda itu dipandu Hanin Khalidah, Junior Instructional Designer PSB UNJ. 

Agenda ini sekaligus bertujuan untuk memberikan ruang kepada para partisipan dalam bertukar gagasan mengenai isu Pendidikan

Fasilitas akses selalu menjadi masalah dalam dunia pendidikan sampai saat ini. Fasilitas yang ada tidak merata dan belum dapat terselesaikan hingga saat ini. Apalagi adanya pandemi, semakin membuka mata kita, adanya cacat dari dunia pendidikan saat ini.

Nonton-bareng-b.jpg

Pandemi membuat pemerintah membuat kebijakan baru, yakni  menutup semua sekolah dan mengadakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dalam praktiknya pembelajaran jarak jauh membawa masalah baru.

Padahal pembelajaran jarak jauh itu membutuhkan modal elektronik dan kuota internet, dan ini menjadi salah satu hambatan saat pembelajaran jarak jauh. Tak hanya itu, ketimpangan pendidikan semakin terlihat jelas.

"Masalah lain, kita masih menjumpai anak putus sekolah dan anak tidak sekolah. Pandemi Covid-19 semakin memperlebar ketimpangan itu, saat kebijakan baru anak-anak diwajibkan sekolah dari rumah, dan itu semakin buruk ," kata Ulfah Alifia.

Salah satu yang mempengaruhi ketimpangan pembelajaran selama pandemi itu, lanjut Ulfah, adalah pendampingan orangtua.

"Dari hasil studi kami ditemukan bahwa anak- anak yang kemampuannya di atas rata-rata, mendapatkan kemudahan akses gawai dan komunikasi dari orangtua. Ini berbanding terbalik dengan anak-anak dari kelas sosial ke bawah," katanya.

Tingkat pendidikan orangtua, kata dia juga sangat berpengaruh. Tingkat pendidikan orangtua yang tinggi cenderung melakukan pendampingan kepada anaknya. Pendidikan orangtua yang rendah tidak mampu melakukan pendampingan kepada anak selama pembelajaran.

Untuk mengatasi masalah pendidikan, lanjut Ulfa,  tidak cukup hanya oleh pemerintah saja. Masyarakat, terutama komunitas atau organisasi juga memiliki peran untuk itu.

Shendy Ristandi menambahkan, setiap orang dari kita memiliki sifat kerelawanan, orang Indonesia terkenal ringan tangan. Relawan hadir di saat pemerintah tidak hadir di sana. Pemerintah kita tergagap-gagap saat pandemi.

"Sebelum pandemi saja masalah pendidikan sudah ada, apalagi dengan adanya pandemi. Untungnya masyarakat kita suka membantu. Ketika pemerintah kurang bertanggung jawab relawan hadir untuk mengisi kekosongan," kata  Shendy.

Tidak harus menjadi sebuah organisasi atau komunitas untuk menjadi orang dewasa saja, setiap dari kita memiliki peran penting dalam perkembangan anak.

"Kita sangat memiliki pengaruh terhadap tumbuh kembangnya anak-anak di sekitar kita. Tergantung bagaimana kita menjadi orang dewasa dan yang seperti apa. Jangan salah walaupun kita belum punya anak, tidak punya keponakan, tapi kita tetap memiliki pengaruh terhadarap tumbuh kembang anak-anak," ujar Shendy

Pada akhir sesi acara yang digelar TurunTangan ini, Smeru Research Institute mengungkapkan sudah saatnya sistem pendidikan berpihak kepada mereka yang rentan. Namun perbaikan ini tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak demi masa depan pendidikan Indonesia yang lebih inklusif dan berkualitas.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Widodo Irianto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES