Wisata

Toilet Buruk Jadi Titik Lemah Destinasi Pariwisata di Kota Tasikmalaya

Rabu, 18 Mei 2022 - 14:12 | 68.89k
Para pelaku wisata antusias mengikuti Pelatihan Tata Kelola Toilet di Destinasi Wisata di Hotel Grand Metro, Jalan KH Zainal Mustofa, Nagarawangi, Cihideung, Kota Tasikmalaya, Rabu (18/5/22) (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Para pelaku wisata antusias mengikuti Pelatihan Tata Kelola Toilet di Destinasi Wisata di Hotel Grand Metro, Jalan KH Zainal Mustofa, Nagarawangi, Cihideung, Kota Tasikmalaya, Rabu (18/5/22) (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Fasilitas toilet di kawasan wisata sering menjadi titik lemah dari sebuah industri kawasan pariwisata. Keberadaan toilet saat ini masih dianggap sebagai persoalan yang sepele.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pemuda Olahraga,  Budaya dan Pariwisata Kota Tasikmalaya Hadian saat Pelatihan  Tata Kelola Toilet di Destinasi Wisata di Grand Metro Hotel, Jalan KH Zainal Mustofa, Nagarawangi, Cihideung, Kota Tasikmalaya, Rabu (18/5/22).

Menurutnya keberadaan toilet yang higienis di kawasan wisata merupakan kebutuhan yang sangat vital  dan menjadi bagian dari sebuah layanan dari sebuah kawasan wisata,

"Bila kesan pertama seorang wisatawan toiletnya kotor, maka mereka akan langsung menilai manajemen kawasan tersebut jelek dan hal ini berpengaruh sangat besar terhadap reputasi dan citra Pariwisata Kota Tasikmalaya," ungkapnya.

Keberadaan fasilitas toilet sangat dibutuhkan bukan hanya bagi pengunjung tetapi diperlukan juga untuk para pegawai atau pelaku wisata. Ia menyebut  keberadaan toilet di tempat-tempat wisata yang tidak berfungsi dengan baik dapat berimbas pada penurunan jumlah pengunjung.

"Untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisata saya minta bukan hanya menjaga dalam bentuk fisik atau meliputi kebersihan, tetapi kesadaran dalam menggunakan toilet pun menjadi satu faktor penunjang," terangnya.

Ia meminta kepada seluruh masyarakat agar bersama-sama untuk memelihara kebersihan dan  mengingatkan penyelenggara pelayanan wisata yang toiletnya tidak memadai untuk meningkatkan sarana pendukung yang lebih baik nyaman dengan secara langsung ataupun memberikan saran tertulis pihak pengelola destinasi wisata.

Sementara itu salah seorang Pengelola Objek Wisata Alam Kampung Salapan Urug Kawalu, Kota Tasikmalaya Cece Supriatna (41) mengakui keberadaan toilet di lokasi wisata yang dikelolanya jumlahnya belum maksimal sesuai dengan luas kawasan.

"Memang kami rasakan keberadaan toilet menjadi hal yang sangat penting, apalagi libur lebaran kemarin jumlah kunjungan wisata meningkat drastis," terangnya.

Kampung Salapan menurut Cece merupakan salah satu destinasi wisata yang menyediakan fasilitas Campingground, Wisata Off-road, Wisata Tani, dan Wisata Ternak. Selain pentingnya fasilitas toilet, ia menyebut perlu adanya satu gerakan kesadaran bersama baik dari pengunjung atau pengelola terhadap budaya bersih, diantaranya pengelolaan sampah. "Satu lagi, kita perlu gerakan bersama tentang budaya bersih dari sampah, sebab kalau cerita tentang wisata adalah cerita tentang keindahan," pungkasnya. (*)

(Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES