Ekonomi

Menteri Lutfi Dorong ASEAN Kompak Respon Perkembangan Ekonomi Dunia

Sabtu, 14 Mei 2022 - 19:02 | 100.13k
Mendag RI Muhammad Lutfi melakukan pertemuan bilateral dengan Mendag Internasional dan Industri Malaysia, Dato’ Seri Mohamed Azmin Ali di Washington DC Amerika Serikat. (FOTO: Kemendag)
Mendag RI Muhammad Lutfi melakukan pertemuan bilateral dengan Mendag Internasional dan Industri Malaysia, Dato’ Seri Mohamed Azmin Ali di Washington DC Amerika Serikat. (FOTO: Kemendag)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Hari kedua Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) khusus ASEAN - Amerika Serikat, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (Mendag Lutfi) menegaskan bahwa penguatan ASEAN merupakan kunci dari pertumbuhan ekonomi kawasan.

Mendag Lutfi menegaskan demikian usai pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Kamboja Pan Sorasak dan Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Dato' Seri Mohamed Azmin Ali.

Dalam keterangan tertulis Kementerian Perdagangan, Sabtu 14 Mei 2022, ia menyebutkan pertemuan bilateral membahas rangkaian Pertemuan Spesial ASEAN Economic Ministers (AEM) yang akan dilaksanakan pada 17 - 18 Mei 2022 mendatang di Bali, Indonesia.

Dibahas juga mengenai kondisi ekonomi global saat ini. Diantaranya peningkatan proteksionisme era modern, peningkatan inflasi pasca konflik Rusia - Ukraina yang memicu krisis energi dan inflasi harga dunia dan peningkatan ketidakpercayaan dunia terhadap sistem perdagangan multilateral yang telah memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan.

Berikut agenda yang ditawarkan oleh negara-negara ekonomi besar seperti Indo-Pacific Economic Forum (IPEF) oleh Amerika Serikat, European Union Indo-Pasific Strategy oleh Uni Eropa, Belt Road Initiatives (BRI) oleh Tiongkok, serta kebijakan seperti EU Green Deal dan UK Environmental Act (Due Diligence on Forest Risk Commodities).

Mendag Lutfi menekankan, rantai pasok di ASEAN akan sangat terganggu di masa mendatang apabila ASEAN tidak segera merespon berbagai perkembangan situasi ekonomi dunia yang terjadi dewasa ini.

“ASEAN perlu segera mengambil aksi nyata untuk memperkuat posisi sentralitas ASEAN melalui berbagai inisiatif berbasis proyek dan merevitalisasi ASEAN sebagai basis produksi dalam penguatan rantai pasok ekonomi di kawasan,” tegas Mendag.

Indonesia memandang penguatan ekonomi harus berasal dari dalam ASEAN. ASEAN memiliki berbagai dalam isiatif bersama yang perlu direvitalisasi seperti proyek pupuk Aceh ASEAN, proyek Urea ASEAN di Malaysia, proyek fabrikasi tembaga ASEAN di Filipina, proyek abu soda garam batu di Thailand, serta proyek vaksin ASEAN di Singapura.

"Untuk itu, ASEAN perlu meningkatkan proyek-proyek serupa di masa mendatang sehingga dapat memperkuat ketangguhan ASEAN terhadap berbagai agenda atau kebijakan negara lain yang dapat mengganggu rantai pasok di kawasan," ungkap Mendeg Lutfi.

Pandangan Mendag Lutfi mendapat tanggapan positif dari Menteri Sorasak dan Menteri Azmin. Menteri Sorasak, selaku Ketua AEM tahun ini akan mendukung pelaksanaan AEM Special Meeting yang akan dilaksanakan di Bali.

AEM disebutkan dia akan mengupayakan terbentuknya kesepakatan yang lebih konkrit dari seluruh Menteri Ekonomi ASEAN dalam merespon perkembangan ekonomi global saat ini.

Di hari yang sama, Menteri Lutfi menghadiri kegiatan Indonesia Ministers Meeting with Pemimpin Bisnis Amerika Serikat yang diinisiasi Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Pertemuan ini menghadirkan 12 pimpinan perusahaan-perusahaan besar AmerikaSerikat antara lain Microsoft, Cargill, P&G, Johnson&Johnson, Chevron, Exxonmobil, dan C4V.

Pada pertemuan ini, ia menyampaikan, Indonesia menargetkan keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah melalui pelipattigaan produk domestik bruto (GDP) per kapita dari USD 4,000 menjadi sekitar USD 12,500 pada periode 2038—2040.

Dalam mencapai target ini, peningkatan investasi infrastruktur secara masif menjadi kunci utama Pemerintah Indonesia. Untuk menunjang pencapaian tersebut, Indonesia mendukung keterbukaan akses pasar perdagangan internasional.

"Peningkatan investasi diharapkan dapat mendukung tujuan besar Pemerintah Indonesia untuk keluar dari status negara dengan pendapatan menengah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara umum," tutup Mendag Lutfi. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES