Peristiwa Daerah

Sukses Gelar Tokuwela Morotai Festival, Pemkab Morotai kembali Sabet Rekor MURI

Sabtu, 14 Mei 2022 - 15:05 | 78.87k
Antraksi Tokuwela Morotai Festival oleh 2022 penari di Pelataran Eks Lokasi Sail Indonesia di Morotai. Sabtu, 14 Mei 2022. (Foto: Abdul H Husain/TIMES Indonesia).
Antraksi Tokuwela Morotai Festival oleh 2022 penari di Pelataran Eks Lokasi Sail Indonesia di Morotai. Sabtu, 14 Mei 2022. (Foto: Abdul H Husain/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, MOROTAI – Pemkab Pulau Morotai kembali raih rekor MURI, setelah sukses gelar Kharisma Event Nusantara, yakni Tokuwela Morotai Festival 2022, di Pelataran Eks Lokasi Sail Indonesia di Desa Juanga, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, pada Sabtu (14/5/2022).

Tokuwela Festival Morotai yang masuk dalam Kharisma Event Nasional (KEN) 2022 Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) ini berlangsung meriah. Acara yang dihelat sejak pagi pukul 8.30 WIT hingga jelang sore pukul 13.00 WIT disaksikan puluhan ribu pasang mata baik masyarakat dari 88 Desa di Pulau Morotai maupun para wisatawan nusantara dan mancanegara.

Museum Rekor Dunia Indonesia (Rekor MURI), sebelumnya diraih Pemkab Pulau Morotai pada pegelaran peristiwa nasional, yakni Festival Bambu Tada tahun 2019 dengan menampilkan 2019 jumlah penari Bambu Tada dan ratusan penari kolosal.

Sementara pada Tokuwela Morotai Festival pemerintah daerah kembali memecahkan rekor baru dengan menghadirkan 2022 orang sebagai peserta penari Tokuwela dan ratusan penari kolosal lainnya.

"Jumlah peserta Tokuwela sebanyak 2022 orang dan penari kolosal Soya-Soya, Bambu Tada, Tari Petani dan Tari Nelayan sebanyak 400 orang lebih, jadi total pesertanya 2500 orang," ungkap Kadis Pariwisata Morotai, Anwar Husen, saat ditemui dilokasi Festival.

Tokuwela artinya berjalan di atas tangan yang saling berpegang erat antara tangan satu dengan tangan liannya, dengan kesan yang tersirat mampu memberikan pelayanan terbaik bagi semua orang atau tamu yang datang di Kabupaten Pulau Morotai.

"Tokuwela adalah lambang kesatuan yang tidak terpisahkan dari slogan Kabupaten Pulau Morotai yaitu Podiki De Porigaho (saling menopang dan bergandeng tangan) dalam memajukan Morotai," uangkpa Bupati Pulau Morotai, Benny Laos.

Selain itu, para peserta penari Tokuwela adalah sebuah kolaborasi dari berbagai macam Suku, Agama, Ras yang ada di Pulau Morotai kemudian dipadukan dalam satu tujuan untuk menyambut tamu-tamu istimewa yang datang di pulau sejarah bekas perang dunia kedua ini.

Menurut orang nomor satu di Pulau Morotai, Tokuwela yang ditampilkan betul-betul harus menjadi nadi kehidupan sehari-hari masyarakat, yakni inovatif dan melayani menjadi modal untuk terus bangkit, sehingga Pulau Morotai bisa menjadi pariwisata unggulan yang dapat dijadikan 10 Bali baru.

"Seluruh pembangunan yang diberikan pemerintah tujuannya adalah bagaimana menopang acara-acara festival ekonomi kreatif dan kegiatan Pariwisata dikembangkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pulau Morotai dan sekitarnya," ucapnya.

Namun sayang, dibalik kemeriahan Tokuwela Morotai Festival karena turut dimeriahkan artis/penyanyi papan atas Indonesia (Anang Hermansyah dan Ashanty), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI), Sandiaga Salahuddin Uno berhalangan hadir, padahal kehadirannya sangat diharapkan Rakyat Morotai, dan diwakilkan kepada Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf RI, Fajar Hutomo, S.T MMT CFP.(*).

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES