Peristiwa Daerah

Peternak Sapi Kabupaten Mojokerto Berharap Wabah PMK Segera Reda

Jumat, 13 Mei 2022 - 20:35 | 24.45k
Peternak sapi di CV. Sugih Karunia Sejahtera, Abdul Muiz (43) saat mengungkapkan harapannya terkait wabah PMK yang melanda di Kabupaten Mojokerto, Jumat (13/5/2022) (Foto: Thaoqid Nur/TIMES Indonesia)
Peternak sapi di CV. Sugih Karunia Sejahtera, Abdul Muiz (43) saat mengungkapkan harapannya terkait wabah PMK yang melanda di Kabupaten Mojokerto, Jumat (13/5/2022) (Foto: Thaoqid Nur/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Peternak sapi, Abdul Muiz (43) di Kabupaten Mojokerto mengaku khawatir dan takut jika virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tak kunjung reda. 2 sapi yang ia pelihara telah mati beberapa waktu yang lalu.

Abdul Muiz sendiri merupakan perawat peternak yang bekerja di bawah CV. Sugih Karunia Sejahtera yang terletak di Desa Kesimantengah, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

"Takut gak ada, tapi khawatir kalau virus ini tidak segera reda," ungkap Muiz kepada TIMES Indonesia, Jumat (13/5/2022).

Muiz bercerita mengenai sapi jenis limousine yang mati. Muiz juga menjelaskan gejala-gejala yang dialami sapi yang menjadi tanggungjawabnya.

"Ada satu sapi itu beratnya 700kg, itu jatuh. Setelah jatuh itu, diperiksa, dicari-cari itu ada pembengkakan di kuku itu," jelasnya.

Selang beberapa hari, proses perawatan sapi jenis limousine itu diperiksa dokter hewan. Berbagai perawatan sudah dimaksimalkan seperti injeksi.

"Mau berdiri itu jatuh lagi, sampai kukunya lepas. Udah mau berdiri itu terjatuh lagi, kondisinya gak kuat. Kakinya kena lantai terus berdarah dan fatal itu, mati," ungkapnya.

peternak-sapi-b.jpgAbdul Muiz (43) saat menunjukkan kuku sapi yang lepas akibat wabah PMK yang menjangkiti ternaknya, Jumat (13/5/2022) (Foto: Thaoqid Nur/TIMES Indonesia)

Abdul Muiz (43) menjelaskan bahwa gejala yang dialami sapi Itu awalnya mengeluarkan air liur.

"Ada 13, yang mati 2 yang dikeluarkan (dijual red) itu 5. Yang dijual itu beberapa dalam kondisi kurang sehat. Sisanya disini ada 6," terangnya.

Muiz mengaku, untuk mengantisipasi sapi yang lain terkena PMK, sapinya diberikan jamu. Termasuk sapi yang sakit.

"Kemarin itu dikasih jamu. Dibuatkan rempah sendiri itu laos, temuireng, terus sama kunir," ungkapnya.

"Itu penyakitnya sedikit berkurang dengan tambahan obat semprot merk Gusanex, untuk menghilangkan lalat hijau yang ada di rumput pakan ternak," sambungnya.

Muiz menitip harapan agar wabah PMK ini segera tertangani. Berbagai pihak yang berwenang diharapkan bergerak cepat menangani wabah PMK ini di Kabupaten Mojokerto.

"Harapannya ya, ke depan semoga teratasi saja. Tidak meragukan lah," ujarnya.

"Kalau memang gak cepat tertolong, memang ada ketakutan," pungkasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES