Peristiwa Daerah

Peternak di Kota Malang Akui Harga Jual Sapi Tetap Naik di Tengah Wabah PMK

Jumat, 13 Mei 2022 - 15:07 | 54.28k
Sejumlah peternak sapi di Sentra Sanan Kota Malang saat memberikan makan hewan ternaknya. (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
Sejumlah peternak sapi di Sentra Sanan Kota Malang saat memberikan makan hewan ternaknya. (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang merebak di wilayah Jawa Timur ternyata tak menghambat penjualan hewan ternak. PMK yang menyerang sejumlah hewan ternak, seperti sapi, Kambing hingga Babi diketahui kini sudah mulai meluas ke sejumlah wilayah Jawa Timur, salah satunya Kota Malang.

Akan tetapi, diakui peternak sapi yang berada di wilayah Sentra Sanan Kota Malang, meski wabah PMK sedang merebak, penjualan sapi hingga kini masih meningkat.

"Mulai lebaran kemarin kan harga pasar naik emang. Jadi kami juga naikan. Di pasaran naiknya Rp 500an ribu sampai Rp 1 juta," ujar Peternak sapi Sentra Sanan, Suko Dwi Hasan Suwito (30), Jumat (13/5/2022).

Suko menjelaskan, untuk harga sapi di Sentra Sanan berkisar mulai dari Rp 17 juta hingga Rp 33 juta untuk satu ekornya. Ia yang mempunyai 3 ekor sapi di Sentra Sanan, rata-rata berjenis Limosin, Berangus atau yang mayoritas doreng hitam dan putih. "Punya saya sudah ada yang nawar Rp 26,5 juta," katanya.

Diketahui, Sentra ternak Sanan mempunyai sekitar 500 ekor sapi dengan rata-rata 100 peternak yang ada. Untuk ukuran sentra, di wilayah Sanan biasanya memasok daging untuk disuplai ke RPH yang dikelola Perumda Tunas wilayah Gadang, Kota Malang.

peternak-sapi-b.jpg

Saat ditanya soal wabah PMK, Suko mengaku tak terlalu khawatir. Sebab, ia memastikan bahwa perawatan di Sentra Sanan untuk seluruh sapi ternak dipastikan higienis. Tiap tiga bulan sekali, sapi-sapi ternak tersebut disuntik vitamin hingga obat cacing. Untuk suntik vitamin seharga Rp 70 ribu hingga Rp 90 ribu untuk sekali suntik.

Apalagi, jelang Idul Adha para peternak di Sentra Sanan kini tengah mempersiapkan melakukan penggemukan sapi secara cepat dengan cara memberi makan lebih hingga pemberian ampas kedelai yang juga dilebihkan.

"Satu sapi biasanya ampas dari 50 kilogram kedelai sehari. Saya kan juga produksi keripik tempe. Jadi ampas kedelai juga," katanya.

Sementara itu, Kabid Peternakan Dispangtan Kota Malang, Anton Pramujiono menjelaskan bahwa wabah PMK ini tak bersifat menular ke manusia. Oleh sebab itu, ia memastikan kepada para konsumen daging sapi untuk tak perlu khawatir mengkonsumsi daging sapi, karena memang tak bersifat zoonosis.

"Yang penting itu saat masak daging sebisa mungkin harus benar-benar matang. Jadi kami pastikan dan imbau kepada masyarakat bahwa daging yang terinfeksi atau suspek itu masih aman untuk dikonsumsi manusia," pungkas Kabid Peternakan Dispangtan Kota Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES