Peristiwa Daerah

Kendalikan Wabah PMK, Dinas Pertanian Kota Batu Isolasi Kandang Ternak

Kamis, 12 Mei 2022 - 19:03 | 37.57k
Posko penanganan dan pengendalian PMK di Dusun Tegalsari Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji. (Foto: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Posko penanganan dan pengendalian PMK di Dusun Tegalsari Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji. (Foto: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BATU – Petugas melakukan isolasi kandang terhadap 37 ekor sapi yang bergejala Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan menyemprot disinfektan dua kali sehari terhadap kandang yang terpapar.

Bukan hanya itu, petugas melarang siapa saja yang hendak ke kandang isolasi. Pasalnya dikhawatirkan kedatangan orang tersebut akan menjadi jembatan penularan, karena kedatangan mereka ke kandang bisa membawa vector virus ke kandang yang lain.

Sebab itulah, petugas memberlakukan hanya peternak yang berpakaian khusus, menggunakan baju APD dan harus disemprot disinfektan sebelum masuk dan keluar dari kandang isolasi.

“Hampir sama dengan penanganan covid-19, pagi dan sore kita lakukan penyemprotan disinfektan,” ujar Wahyuning Islami SPt, petugas Posko Penanganan dan Pengendalian PMK di Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu mulai hari ini (12/5/2022) mendirikan Posko Penanganan dan Pengendalian Wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) di Dusun Tegalsari, Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji.

Posko-PMK-2.jpg

Ditempat ini, petugas dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mengendalikan operasi penanganan dan mengawasi kondisi kesehatan hewan ternak yang diisolasi hingga melayani peternak yang membutuhkan konsultasi.

“Kita pastikan tidak ada hewan yang keluar atau masuk desa ini, kita berterima kasih kepada warga yang bisa bekerja sama baik dengan kita,” ujar Wahyuning. Salah satu bentuk kerja sama yang baik adalah peternak selalu melaporkan jika ada hewan ternaknya yang mau dijual atau dibeli.

Wahyuning mengatakan mereka diuntungkan dengan kondisi wilayah Dusun Tegalsari yang letaknya agak jauh dari desa lain, sehingga memudahkan untuk melakukan isolasi terhadap hewan ternak. Menurutnya penyebaran penyakit ini memang begitu cepat.

“Jika ada hewan ternak yang terkena, proses penyembuhannya cukup lama bisa mencapai 14 hari, kalau sakit biasa, paling lama 3 hari selesai, ini cukup lama, hampir 14 hari,” ujar Wahyuning.

Petugas juga melakukan sosialisasi terkait PMK ini kepada daerah sekitar Dusun Tegalsari, paling lama jangkauannya daerah yang harus disosialisasi adalah 10 hingga 15 kilometer. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES