Ekonomi

Petani Milenial NTT Sukses Beternak Sapi Melalui Program Kementan RI

Kamis, 12 Mei 2022 - 18:51 | 34.04k
Ilustrasi program penerima PWMP di NTT dari Kemeterian Pertanian (Kementan) RI
Ilustrasi program penerima PWMP di NTT dari Kemeterian Pertanian (Kementan) RI

TIMESINDONESIA, WAINGAPU – Menteri Pertanian RI (Mentan RI) Syahrul Yasin Limpo selalu mengatakan bahwa masa depan sektor pertanian berada di tangan anak-anak muda atau generasi milenial. Oleh sebab itu, Kementerian Pertanian RI (Kementan RI) selalu berupaya agar sejumlah generasi milenial turun ke sektor pertanian.

Seperti salah satu siswa SMK Pertanian Pembangunan (PP) Negeri Kupang NTT Yulia Krisanti yang menerima dana program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) dari Kementan RI melalui Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP).

Program ini dalam rangka mewujudkan regenarasi petani yang dirancang untuk penyadaran penumbuhan, pengembangan dan pemandirian minat ketrampilan dan jiwa kewirausahaan generasi muda disektor pertanian.

Di program PWMP Kementan ini, Yulia memilih komoditi penggemukan sapi potong ketika masih menjadi siswa yang ia lakukan pada awal tahun penerimaan dana 2017 – 2018 lalu dengan komoditas yang dibudidayakan adalah penggemukan babi pedaging.

Memasuki tahun 2019 hingga saat ini usaha yang dijalankan di Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) NTT adalah kegiatan peggemukan sapi pedaging dan budidaya sapi potong.

Menurut Yulia, pemasaran ternak sapi dilakukan di beberapa pasar tradisional yang bekerjasama dengan pedagang ternak agar dipasarkan ke masyarakat sekitar. Sedangkan harga jual ternak sapi bervariasi disesuaikan dengan berat badan dan umur sapi.

"Kalau ternak sapi saya yang pertama dijual dengan harga Rp 10 juta setelah itu saya beli lagi sapi yang umurnya lebih muda seharga Rp 5 juta untuk penggemukan," ungkapnya Kamis (12/5/2022).

Yulia menambahkan, dari usahanya pada periode kedua penjualan sapi degan harga Rp 8 juta dan periode berikutnya ia membeli dengan harga Rp 5 juta maka omset yang dimiliki sementara sejumlah Rp 11 juta yang ditambah 1 ekor sapi yang dipeliharanya.

Ia mengaku, dalam menjalankan usahanya tentu tidak luput dari tantangan karena sempat mengalami beberapa kegagalan seperti munculnya penyakit hingga pandemi Covid-19 sehingga usahanya terhenti dan mengalami kerugian. Ia menyampaikan, usaha yang telah memasuki tahapan kemandirian pasti akan selalu berhadapan dengan kesulitan.

Namun ini suatu pembelajaran bersama untuk menjalin kemitraan dengan orang lain juga tantangan pemeliharaan ternak bagaimana cara merawat agar menghasilkan kualitas daging yang baik untuk dipasarkan.

“Tentu saya sebagai wirausaha muda sangat apresiasi dan terima kasih karena dukungan dari orang tua dan pihak sekolah dalam menjalankan usaha saya hingga saat ini,” ucap Yulia Krisanti selaku peserta program PWMP Kementan RI ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES