Peristiwa Daerah

Sekor Sapi Ditemukan Mati di Kota Malang, Diduga Terindikasi PMK

Kamis, 12 Mei 2022 - 19:25 | 42.16k
Sejumlah Sapi yang berada di peternakan Sanan Kota Malang. (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
Sejumlah Sapi yang berada di peternakan Sanan Kota Malang. (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang menemukan sapi mati yang terindikasi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Laporan tersebut didapat pada Rabu (11/5/2022) kemarin yang terjadi di Gedung Rumah Potong Hewan (RPH) yang dikelola Perusahaan Umum Daerah Tugu Aneka Usaha (Perumda Tunas) di wilayah Gadang, Kota Malang.

Kabid Peternakan Dispangtan Kota Malang, Anton Pramujiono mengatakan, seekor sapi mati yang terindikasi PMK tersebut disinyalir datang di RPH pada Selasa (10/5/2022) lalu.

Berawal dari laporan seekor sapi mati di RPH tersebut, akhirnya Dispangtan Kota Malang berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan tim UPT Kesehatan Hewan dari Pemprov Jatim pun mendatangi lokasi untuk melakukan diagnosa gejala.

"Sekitar dua jam setelah diambil sampel, seekor sapi yang mati itu mempunyai gejala seperti PMK," ujar Anton, Kamis (12/5/2022).

Gejala PMK yang didapati, diantaranya seperti demam panas, luka di mulut dan lidah hingga luka kuku.

Setelah satu ekor sapi mati terindikasi PMK, akhirnya tim UPT Kesehatan Hewan dari Pemprov Jatim pun melakukan diagnosa ke sapi yang lain.

Hasilnya, terdapat dua ekor sapi lagi yang ada di RPH terindikasi atau suspek PMK dari hasil diagnosa dini. Dengan itu, tim kesehatan pun akhirnya mengirim ketiga sampel suspek PMK ke Surabaya untuk diketahui hasil secara lengkapnya.

Ternak-Sapi-2.jpg

"Kemarin sudah diambil sampel dan dikirim ke Surabaya. Untuk hasil ha kami akan menunggu selama dua tiga hari apakah positif (PMK) atau tidak," ungkapnya.

Kemudian, untuk satu ekor sapi yang suspek PMK dan sudah mati, langsung dilakukan pembakaran dan penguburan sesuai SOP yang ada.

"Jadi semuanya masih suspek. Masih menunggu hasil pemeriksaan lab. Yang satu mati itu kami lakukan SOP yang langsung kami bakar dan kubur," bebernya.

Dengan adanya kasus tersebut, Dispangtan Kota Malang menyarankan pihak RPH yang dikelola Perumda Tunas untuk menindaklanjuti kasus tersebut dengan melibatkan kedua dokter spesialisnya.

Untuk penanganan secara dini, Perumda Tunas sebagai pemilik RPH telah melakukan penyemprotan disinfektan kepada para pegawai di RPH, alat-alat pemotong maupun kendaraan yang ada di RPH untuk dilakukan sterilisasi secara keseluruhan.

"Jadi kita sterilkan semua agar lingkungan sekitar tak terkontaminasi. Kalau sapinya (yang hidup dan suspek PMK) masih ada di sana (RPH)," pungkasnya.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES