Peristiwa Daerah

Cegah Stunting, BKKBN Minta KEK dan 4T Dihindari

Kamis, 12 Mei 2022 - 18:28 | 36.91k
Inspektur Wilayah II BKKBN Sunarto SE saat menyampaikan materi pencegahan stunting.(Foto : Totok Hidayat/TIMES Indonesia)
Inspektur Wilayah II BKKBN Sunarto SE saat menyampaikan materi pencegahan stunting.(Foto : Totok Hidayat/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANTUL – Pencegahan stunting menjadi fokus kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Begitu pentingnya program ini, menjadi alasan Pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 60 Triliun pada tahun ini. Anggaran ini antara lain digunakan untuk mendukung  Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) 

Inspektur Wilayah II BKKBN Sunarto SE, menyampaikan pernyataan ini pada Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), Kamis (12/5/2022) di Pendopo Kalurahan Wonokromo Pleret Bantul. 

"Keluarga sebagai komunitas terkecil dalam kehidupan bermasyarakat menjadi sasaran utama program Bangga Kencana. Melalui program Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja dan Bina Keluarga Lansia diharapkan lahir keluarga-keluarga yang tangguh sebagai pendukung terbentuknya bangsa yang tangguh," ujarnya. 

Terkait pencegahan program stunting, masuk dalam program Bina Keluarga Balita dan Bina Keluarga Remaja melalui pemeriksaan kesehatan calon pengantin. Tujuannya agar mereka siap secara fisik dan mental saat mulai membina rumah tangga sehingga mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang tangguh. 

Untuk itu setiap calon pengantin harus mendaftar minimal 3 bulan sebelum menikah dengan harapan masih terdapat waktu untuk melakukan perbaikan bila ditemukan gangguan kesehatan pada calon pengantin. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap calon pengantin pria, terkait kesiapan membuahi. 

Pemeriksaan tetap dilakukan saat ibu memasuki masa kehamilan demi memastikan calon bayi dan ibu mendapat asupan gizi yang memadai. Untuk memastikan anak tumbuh dan berkembang dengan sehat. Setelah bayi lahir dilakukan pemeriksaan, khususnya  pada 1.000 hari kehidupan bayi. 

"Berbagai upaya ini untuk mencegah terjadinya kekurangan energi kronis pada ibu hamil sebagai penyebab terbesar munculnya kasus stunting," jelas Sunarto.

Sekretaris Perwakilan BKKBN DIY Novitrisia Widowati SH.MSc sebagai narasumber lain memastikan, pencegahan stunting juga dilakukan BKKBN dengan mensosialisasikan program 4T. Masing-masing melahirkan yang terlalu sering, terlalu banyak, terlalu muda dan terlalu tua sebagai penyebab munculnya kasus stunting. 

Langkah ini sebagai upaya pencegahan stunting mulai dari hulu. Mulai dari remaja sebagai calon orangtua untuk merencanakan keluarganya. Dengan harapan mampu melahirkan generasi yang lebih baik sebab sangat sulit mengatasi stunting bila anak sudah terlanjur dilahirkan. 

Sementara anggota Komisi IX DPR RI Sukamto memastikan, program pencegahan stunting bertujuan mendukung terwujudnya Indonesia emas pada 2045 sebagaimana sudah dicanangkan presiden Joko Widodo untuk menyambut bonus demografi yang bertepatan dengan peringatan 100 tahun Kemerdekaan Indonesia.  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES