Peristiwa Daerah

Angka Kematian Hewan Ternak akibat PMK di Kota Banjar Capai 10 Persen

Kamis, 12 Mei 2022 - 17:40 | 43.15k
Nampak petugas dari bidang peternakan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan sedang melakukan pengobatan terhadap sapi ternak yang terkonfirmasi positif PMK (Foto: Susi/TIMES Indonesia)
Nampak petugas dari bidang peternakan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan sedang melakukan pengobatan terhadap sapi ternak yang terkonfirmasi positif PMK (Foto: Susi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANJAR – Cepatnya penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, kerbau dan babi ini sudah menjangkit 11 sapi di salah satu lokasi peternakan. Virus diduga berawal dari masuknya 4 ekor sapi yang terkonfirmasi positif PMK dari Jawa Timur.

Ini diungkapkan Ir Agus, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar didampingi Kabid peternakan, drh Iis Meilia saat dijumpai di ruang kerjanya, Kamis (12/5/2022).

Sebagai antisipasi penyebaran virus yang angka morbiditasnya mencapai 90 sampai 100% ini, pihaknya telah melakukan isolasi bagi hewan yang terkonfirmasi positif PMK tersebut.

"Dari 30 ekor sapi dipeternakan tersebut, 11 diantaranya terkonfirmasi positif PMK dan kami langsung lakukan pengobatan dan isolasi atau pembatasan akses untuk mencegah terjadinya penyebaran yang lebih luas lagi," jabarnya.

Pihaknya juga telah melakukan sosialisasi ke para peternak dan Desa sebagai bentuk pencegahan agar virus tersebut tidak menjangkit ke lintas peternakan dengan menyetop pembelian atau mendatangkan hewan ternak dari luar daerah.

Hewan-Ternak-b.jpg

"Sejauh ini, angka kematian dari wabah PMK ini mencapai 5 sampai 10%," bebernya.

Iis menegaskan bahwa virus yang menyerang hewan ternak ini tidak menular pada manusia. Kendati demikian, manusia bisa menjadi salah satu media pembawa virus pada hewan ternak yang ditemuinya.

"Media penyebaran virus ini salah satunya melalui udara selain penularan langsung antar hewan ternak," jelasnya.

Penyakit PMK kembali muncul di Indonesia sejak menghilang pada 1990 silam. Awalnya muncul di Jawa Timur dan Aceh yang disebabkan oleh virus dan mengakibatkan hewan ternak terjangkit luka-luka.

Kabid Peternakan ini menjabarkan bahwa penularan virus ini tidak membahayakan terhadap komoditas daging hewan ternak. "Selama dagingnya diolah dengan benar tetap aman untuk dikonsumsi," katanya.

Ir Agus mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik menghadapi wabah PMK pada hewan ternak saat ini. "Jangan panik karena virus ini masih bisa diatasi selama kita menjalankan isolasi atas hewan ternak saat dalam tahap pengobatan," imbaunya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES