Peristiwa Nasional

Menkes RI: Penyakit PMK Tidak Menular ke Manusia

Selasa, 10 Mei 2022 - 15:17 | 45.62k
Hewan Ternak. (foto: dok. TIMES Indonesia)
Hewan Ternak. (foto: dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Kesehatan RI (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin menegaskan penyakit mulut dan kuku (PMK) sangat jarang menular ke manusia.

"Kami sudah diskusi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan Badan Kesehatan Hewan Dunia (World Organization for Animal Health/OIE) bahwa penyakit mulut dan kuku dominan di hewan, hampir tidak ada yang loncat ke manusia," kata Budi Gunadi.

Menkes menjelaskan bahwa wabah ini sangat berbeda dengan virus SARS-CoV-2 (Covid-19). Dan juga sangat berbeda dengan flu babi maupun flu burung. Budi menegaskan bahwa penyakit PMK tersebut hanya menular ke hewan yang memiliki kuku.

"Kalau penyakit mulut dan kuku memang adanya hanya di hewan yang berkuku dua. Sangat jarang yang loncat ke manusia. Jadi tidak usah khawatir dari sisi kesehatan manusianya," katanya.

Budi mengatakan penyakit mulut dan kuku memang sangat menular di hewan. "Tapi sekali lagi, di manusia masih sangat jarang," kata Menkes.

Menurut Dirjen PKH Kementan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90-100 persen.

Sebagai informasi, penyakit PMK ini disebabkan oleh virus dan bersifat akut serta sangat menular pada hewan berkuku belah terutama ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba serta babi, dikarenakan penyebarannya cepat sehingga dapat mengancam kesehatan ternak di Indonesia yang berdampak pada kerugian ekonomi pada masyarakat.

Perlu dilakukan upaya pencegahan penyebaran dan pengendalian PMK yang terintegrasi serta terstruktur agar dapat mengurangi dampak penyakit hewan di wilayah yang terinfeksi serta mempertahankan wilayah yang masih bebas.

Penyakit ini adalah penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan virus. Penyakit ini dapat menyebar dengan sangat cepat mengikuti arus transportasi daging dan ternak terinfeksi. Dan tentu menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar (penurunan berat badan permanen).

Pengendalian PMK cukup sulit dan kompleks karena membutuhkan biaya vaksinasi yang sangat besar serta pengawasan lalu lintas hewan yang ketat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES