Indonesia Positif

Semakin Terintergrasi, National Hospital Kenalkan Layanan Epilepsy Center

Selasa, 10 Mei 2022 - 12:57 | 59.99k
Saat peresemian Epilepsy Center oleh CEO National Hospital sekaligus Tim dokter EPIC. (foto: Shinta Miranda/TIMES Indonesia)
Saat peresemian Epilepsy Center oleh CEO National Hospital sekaligus Tim dokter EPIC. (foto: Shinta Miranda/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Angka kejadian epilepsi saat ini mencapai 0,5-1 persen populasi penduduk. Hal ini menjadikan keterbatasan bagi penderita epilepsi untuk mendapatkan penanganan epilepsi secara komprehensif, khususnya di Indonesia.

Ketidaktahuan pasien akan informasi penanganan epilepsi yang baik sesuai standar protokol yang kurang tepat sehingga penyembuhannya tidak dapat berjalan secara maksimal. Masih ada keterbatasan layanan penanganan epilepsi di Indonesia, khususnya dalam tindakan operasi pada penyakit epilepsi.  

Melihat hal tersebut, National Hospital memperluas pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan membuka Layanan Epilepsy Center. Tujuannya, agar para Epilepsy Survivor mendapat penanganan penyakit secara komprehensif dan paripurna.

Epilepsy Center (EPIC) dan Long Term Video EEG Unit diresmikan di Auditorium Ang Kang Hoo National Hospital Surabaya, CEO National Hospital Ang Hoey Tiong.

Spesialis Saraf, Dokter Neimy Novitasari, menjelaskan, pelayanan yang dihadirkan berupa Level 3 Epilepsy Center dengan menyediakan beberapa fasilitas penunjang.

"Mulai Epilepsy Monitoring Unit (EMU), Long term Video EEG, Pemeriksaan EEG yang dapat merekam aktifitas kelistrikan pada otak dalam jangka waktu lebih dari 3x24 jam. Dengan dilengkapi fasilitas kamar dan ruangan yang nyaman untuk pasien," ujarnya.

Kemudian, lanjut dia, MRI Protocol Epilepsy yaitu pemeriksaan MRI khusus untuk epilepsi dengan menggunakan MRI 3 Tesla.  Lalu Medical Management, penanganan epilepsi melalui pemberian obat-obatan.

"Berikutnya ada tindakan operasi untuk epilepsi dengan metode bedah sayatan minimal dengan dukungan peralatan khusus, sehingga menghindari atau meminimalisir terjadinya efek komplikasi akibat dari tindakan operasi," jelas dia

Hal senada diungkapkan oleh Ketua tim dokter Epic, dr. Heri Subianto, SpBS(K) mengatakan, sebelum memutuskan untuk tindakan operasi, pemeriksaan epilepsi berlapis dilakukan untuk memetakan kondisi.

”Tujuannya mengetahui kondisi epilepsi pasien bisa dioperasi atau tidak,” kata Heri.

Pelayanan yang dihadirkan oleh Epic berupa Level 3 Epilepsy Center yang menyediakan fasilitas penunjang, diantaranya Epilepsy Monitoring Unit (EMU), Long term video EEG yaitu pemeriksaaan EEG yang dapat merekam aktivitas kelistrikan pada otak dalam jangka waktu lama lebih dari 3x24 jam. Epic juga dilengkapi fasilitas kamar dan ruangan yang nyaman untuk pasien.

Kemudian MRI Protocol Epilepsy, yaitu pemeriksaan MRI khusus untuk epilepsi dengan menggunakan MRI 3 Tesla. Kemudian Medical Management yaitu penanganan epilepsi melalui pemberian obat-obatan.

Dan yang terakhir adalah Surgical Management. Di Epic dilakukan Microsurgical Microscope and Endoscope for Epilepsy Surgery, yaitu tindakan operasi untuk epilepsi dengan metode bedah sayatan minimal dengan dukungan peralatan khusus, sehingga menghindari atau meminimalisir terjadinya efek komplikasi akibat dari tindakan operasi.  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES