Peristiwa Nasional

Perseteruan PKB dan PBNU Jadi Ancaman Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024

Senin, 09 Mei 2022 - 10:24 | 49.34k
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. (FOTO: dok Muhaimin Iskandar)
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. (FOTO: dok Muhaimin Iskandar)

TIMESINDONESIA, JAKARTAPKB dan PBNU kembali sedang tidak baik-baik saja. Itu buntut dari pernyataan Ketua Umum Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa partainya memiliki sekitar 13 juta pendukung solid dan tidak terpengaruh oleh siapapun. Termasuk Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.

"Semua lembaga survei (menyebut) pemilih PKB adalah loyal, solid sekali sampai ke bawah. Bahkan, Yahya Cholil Ketum PBNU ngomong apa aja terhadap PKB, enggak ngaruh sama sekali," kata Muhaimin pada program "Ngabuburit Bersama Tokoh" CNN Indonesia TV kemarin.

Ia meyakini dukungan suara itu akan membesar jika ia mencalonkan diri pada Pilpres 2024 nanti.

Perseteruan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (cak Imin) dengan PBNU tentu akan merugikan dirinya dan partainya.

Muhaimin dan PKB dimungkinkan akan dijauhi warga Nahdliyin, yang mayoritas merupakan basis massanya. Jika ini terjadi, elektabilitas Muhaimin dan PKB akan menurun. Hal ini tentu akan berbahaya bagi cak Imin dalam upayanya mejadi capres dan peluang suara PKB akan menurun pada Pilpres 2024 nanti.

Para pengamat menilai, harusnya Muhaimin tak melakukan kata-kata kontroversi untuk PBNU. Itu dinilai akan merugikan banyak hal. Termasuk suara Nahdliyyin untuk dirinya di Pilpres 2024 nanti.

Suara untuk Muhaimin Digembosi

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga mengatakan, lebih berbahaya lagi bila warga Nahdliyin yang kecewa kepada Muhaimin bersatu dengan Gusdurian.

"Mereka akan menjadi kekuatan untuk mengembosi cak Imin dan PKB," katanya kepada TIMES Indonesia Senin (9/5/2022).

Bahkan tak menutup kemungkinan kekuatan itu dapat mendongkel Muhaimin dari orang nomor satu di PKB. Kalau ini terjadi, maka posisi Muhaimin lanjut dia, sebagai ketua umum PKB tentu dalam berbahaya.

"Hal itu tentu akan membuat elektabilitas Cak Imin turun. Kecilnya elektabilitas cak Imin kiranya akan membuat dirinya tidak dilirik partai lain," jelasnya.

Jamiluddin mengatakan, kecilnya elektabilitas Muhaimin karena ia tak mampu mengelola warga Nahdliyin atau lebih tepatnya tak mau bersahabat dengan PBNU. Ia juga tak mampu merangkul Gusdurian.

"Celakanya lagi, justru ia berseteru dengan PBNU. Lengkapnya catatan minor Cak Imin bagi warga Nadliyin. Semua ini tentu menjadi penyebab sulitnya elektabilitas cak Imin dikerek," ujarnya.

Diketahui, diberbagai survei elektabilitas Muhaimin memang menyedihkan. Sebagai Ketua Umum PKB tak seharusnya ia mendapatkan elektabilitas yang begitu rendah.

Salah satunya misalnya, rilis elektabilitas survei Indikator Publik Nasional (IPN). Survei dilakukan pada 17-27 Maret 2022 dengan total 1.200 responden yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi.

Sampel diambil menggunakan teknik multistage random sampling. Dan hasilnya Muhaimin Iskandar mendapatkan 0,9. Jauh dari Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES