Peristiwa Internasional

Rusia Jatuhkan Bom di Gedung Sekolah, 60 Warga Sipil Dikhawatirkan Meninggal Dunia

Minggu, 08 Mei 2022 - 16:51 | 30.38k
Gedung sekolah di desa Bilohorivka, Ukraina timur yang runtuh, terbakar dan hangus setelah dijatuhi bom oleh pesawat tempur Rusia.(FOTO: Reuters)
Gedung sekolah di desa Bilohorivka, Ukraina timur yang runtuh, terbakar dan hangus setelah dijatuhi bom oleh pesawat tempur Rusia.(FOTO: Reuters)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pesawat Rusia menjatuhkan bom di sebuah gedung sekolah di desa Bilohorivka, Ukraina timur, Sabtu (7/5/2022) petang. Sekolah tersebut digunakan sebagai tempat berlindungnya puluhan orang. Akibat insiden ini dikhawatirkan 60 orang meninggal dunia.

Dilansir Reuters, Ukraina dan Barat menuduh pasukan Rusia menargetkan warga sipil dan kejahatan perang. Namun lagi-lagi Rusia selalu menolak tuduhan itu.

Gubernur wilayah Luhansk, Serhiy Haidai, mengatakan pada hari Minggu bahwa dua orang dipastikan tewas setelah pasukan Rusia menjatuhkan bom di sekolah tersebut, dan 30 warga sipil telah ditarik dari reruntuhan.

Gubernur Serhiy Gaidai mengatakan pasukan Rusia menjatuhkan bom pada Sabtu sore di sekolah tempat sekitar 90 orang berlindung, hingga menyebabkan kebakaran hebat dan menghanguskan gedung itu.

"Api dapat dipadamkan setelah hampir empat jam, kemudian puing-puing dibersihkan, dan sayangnya, mayat dua orang ditemukan," tulis Gaidai di aplikasi pesan Telegram.

"Tiga puluh orang dievakuasi dari reruntuhan, tujuh di antaranya terluka. Enam puluh orang kemungkinan tewas di bawah reruntuhan bangunan," tulisnya.

Perang 10 minggu oleh Rusia yang menginvasi Ukraina telah menewaskan ribuan orang, menghancurkan kota-kota dan menyebabkan lebih dari 5 juta warga Ukraina melarikan diri ke luar negeri.

Sekitar 300 warga sipil yang terperangkap di pabrik baja Azovstal, Kota pelabuhan Mariupol, pada hari Sabtu juga dievakuasi dari kota target strategis yang dihancurkan Rusia itu. Kini upaya evakuasi fokus mengeluarkan yang terluka dan petugas medis dari pabrik baja.

Pejuang Ukraina yang berada di pabrik itu bersumpah untuk tidak menyerah sementara pasukan Rusia berusaha untuk menyatakan kemenangan dalam pertempuran berkepanjangan untuk pabrik besar itu pada saat perayaan Hari Kemenangan Senin di Moskow, besok yang memperingati kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua.

Pabrik baja Azovstal di era Soviet ini adalah tempat terakhir bagi pasukan Ukraina ini menjadi simbol perlawanan terhadap upaya Rusia untuk merebut petak-petak Ukraina timur dan selatan.

Mariupol, yang terletak di antara Semenanjung Krimea yang direbut oleh Moskow pada tahun 2014 dan bagian timur Ukraina yang diambil oleh separatis yang didukung Rusia tahun itu, adalah kunci untuk menghubungkan dua wilayah yang dikuasai Rusia dan memblokir ekspor Ukraina.

Staf umum Ukraina mengatakan pada hari Minggu bahwa unit Ukraina di dekat pabrik Azovstal terus diblokade dan Rusia melanjutkan serangannya menggunakan artileri dan tank di Mariupol.

Serangan Rusia di Ukraina timur bertujuan untuk membangun kontrol penuh atas wilayah Donetsk dan Luhansk - di mana separatis pro-Rusia telah mendeklarasikan republik yang memisahkan diri - dan mempertahankan koridor darat antara wilayah ini dan Krimea.

Pasukan Ukraina di dua wilayah memukul mundur sembilan serangan musuh, menghancurkan 19 tank, 20 kendaraan tempur dan satu unit peralatan teknik khusus musuh, kata staf umum pada hari Minggu. Reuters tidak dapat segera memverifikasi laporan tersebut

Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin G7 lainnya akan mengadakan panggilan video dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy pada hari Minggu untuk menunjukkan persatuan menjelang Hari Kemenangan, di mana Presiden Vladimir Putin biasanya memeriksa parade militer besar-besaran di Moskow.

"Serangan brutal Putin tidak hanya menyebabkan kehancuran yang tak terhitung di Ukraina - itu juga mengancam perdamaian dan keamanan di seluruh Eropa," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu yang menjanjikan lebih banyak bantuan militer.

Inggris berjanji untuk memberikan tambahan 1,3 miliar pound ($1,6 miliar), dua kali lipat komitmen pengeluaran sebelumnya dan apa yang dikatakan sebagai tingkat pengeluaran tertinggi negara itu untuk konflik sejak perang di Irak dan Afghanistan. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES