Politik Bursa Capres 2024

Silaturahim ke Megawati, Sinyal Prabowo Berduet dengan Puan di Pilpres 2024?

Sabtu, 07 Mei 2022 - 10:48 | 79.37k
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada 24 Juli 2019. (FOTO: dok antara)
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada 24 Juli 2019. (FOTO: dok antara)
FOKUS

Bursa Capres 2024

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pertemuan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dengan Ketum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto dinilai tidak bisa dilepaskan dengan persiapan pemilihan presiden atau Pilpres 2024

"Ya pasti dikaitkan dengan pilpres, kalau cuma silaturahmi biasa kan bisa lewat telepon, video call, beres kan? Pasti ada kaitannya dengan 2024," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno dalam keterangannya yang diterima, Sabtu 7 Mei 2022.

Menurutnya, meski pertemuan yang dirangkai dalam kunjungan silaturahmi itu tidak diakui sebagai persiapan Pilpres 2024, namun hal itu tidak menampik adanya faktor kedekatan antara Megawati dan Prabowo.

"Memang gak ada (obrolan) pilpres, tapi silaturahmi ini kan semakin menegaskan bahwa Prabowo cukup lengket dengan Megawati," ujarnya.

Adi menambahkan silaturahmi politik itu juga bisa dinilai sebagai pencanangan duet Prabowo Subianto - Puan Maharani yang beberapa saat lalu mendapati hasil positif berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

"Artinya duet Prabowo-Puan itu relatif leading, setidaknya dua orang ini sudah sama-sama mulai dikenal oleh publik terkait 2024. Jadi silaturahmi politik itu kemarin seakan-akan menambah amunisi supaya publik itu terus bicara tentang kemungkinan Prabowo-Puan bisa duet bareng," tegasnya.

Survei SMRC menunjukkan bahwa jika yang bertarung hanya dua pasangan, Prabowo Subianto - Puan Maharani melawan Anies Baswedan - Agus Harimurti Yudhoyono, hasilnya Prabowo - Puan mendapatkan 41 persen, Anies-AHY 37,9 persen, dan 21 persen yang belum menentukan pilihan. 

Sedangkan dalam simulasi Prabowo - Puan melawan Ganjar - Airlangga, Prabowo - Puan didukung 39,3 persen, Ganjar - Airlangga 40,3 persen, dan 20,5 persen yang belum menentukan pilihan. 

Pengamat politik Yunarto Widjaja mengatakan menyatukan Prabowo - Puan sulit dilakukan, meskipun kemungkinan itu bisa saja terjadi. Menurut dia ‘perkawinan’ dua partai pemenang pemilu dan ‘runner up’ akan sulit menentukan siapa Capres dan Cawapresnya. 

“PDIP surveynya jauh di atas Gerindra dan sulit buat saya membayangkan partai pemenang pertama itu mau hanya menjadi cawapres. Saya juga tidak bisa membayangkan, Pak Prabowo karena menyadari partainya hanya peringkat ke-2 mau mengalah sebagai cawapres, karena Prabowo kapasitasnya sebagai capres," ujar Yunarto, Kamis (5/5)

"Kita menggunakan pendekatan kepentingan politik, kedua partai ini untuk bergabung dikarenakan positioning PDIP di atas Gerindra, disisi lain elektabilitas Mbak Puan dibawah Prabowo,” sebut pria yang menjabat sebagai  Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia ini. 

Duet PDI Perjuangan dan Gerindra pernah terjadi pada tahun 2009, memasangkan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto. Bahkan diseremonikan dengan Perjanjian Batu Tulis. Namun pada pemilu 2014, PDIP pada akhirnya mengusung Jokowi dan Jusuf Kalla. Bagaimana dengan Pilpres 2024 mendatang? (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES