Peristiwa Internasional

Ketika Masyarakat Awam Makkah Lebih Kenal Mbah Nawawi dan Mbah Maemun Zubair

Senin, 02 Mei 2022 - 15:01 | 77.03k

TIMESINDONESIA, MAKKAH – Di Makkah, terdapat empat pemakaman, Maqbarah Al-Subaikah, Muhajirin, Al-Hirmaniyah, dan Maqbarah Al-Ma’la. Masyarakat awam, dan jamaah haji dan umrah banyak yang mengenal “Maqbarah Al-Ma’la”. Karena memang di situlah pemakaman paling lawas, sebelum Islam, masa Rasulullah SAW hingga sekarang.  

Juga, adanya teks hadis Rasulullah SAW terkait kemuliaan dan keutamaan Maqam Al-Ma’la, sehingga banyak yang mengenalinya. Apalagi, keluarga besar Rasulullah SAW, seperti Abdul Muntolib, Abu Thalib dikuburkan di Ma’la.

Paling menarik, di situlah di makamnya Khadijah ra, istri Rasulullah SAW yang dijamin surga. Maka, tidak ada alasan bagi seorang muslim, baik jamaah haji maupun umrah tidak berziarah ke Ma’la. Apalagi, Khadijah ra, merupakan Ummahtu Al-Mu’min (Ibunya orang-orang yang ber-iman). Jika belum bisa berziarah, minimal tahu, bahwa Khadijah ra, dimakamkam di Ma’la, pemakaman paling besar di Makkah. Dalam sebuah hadis, di riwayatkan,

روي عن ابن عباس رضي الله عنه عن النبي (صلى الله عليه وآله وسلم) (قال نعم ‏المقبرة هذه مقبرة اهل مكة (رواه أحمد، الطبراني، والبخاري في التاريخ)
‏Dari sahabat Ibn Abbas ra, dari Nabi SAW, beliau berkata “nikmatnya kuburan adalah kuburan ahli Makkah (HR. Ahmad, Al-Thabrani, Al-Bukhari). 

Ma’la berarti tinggi, sehingga memang tempat ini memang lebih tinggi dari pada tempat-tempat lainnya. Di antara keluarga Rasulullah SAW yang wafat dan dimakamkan di tempat ini, adalah Khadijah ra, Qasim Ibn Muhammad, Abdullah Ibn Muhammad. 

Juga, Abdurahman Ibn Abi Bakar Al-Siddiq, dan Asma’ binti Abi Bakar. Kedua anak Abu Bakar ra, memiliki andil besar di dalam menyukseskan Hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah.

Beberapa sahabat Rasulullah SAW yang dikuburkan di Ma’la, di antaranya adalah Abdullah Ibn Zubair ra. Dia salah satu pahala hebat yang melawan Yazid Ibn Muawiyah, namun akhirnya terbunuh karena melawan pemerintah Yazid Ibn Muawiyah. Juga, sahabat paling kaya, yaitu Abdurahman Ibn Auf ra.

Ternyata kakek Nabi Muhammad, Abdul Muttalib bin Hasyim dan pamannya Abu Thalib juga dikuburkan di Ma'la. Keduanya benar-benar memberikan kasih sayang sepenuh hati kepada Rasulullah SAW. Bahkan, Abu Thalib, melindungi Muhammad saat masih berusaha mengenalkan Islam kepada penduduk Makkah.

Jadi, ziarah ke Ma’la sebenarnya sedang membaca “sirah Nabawaiyah”, bukan hanya sekedar jalan-jalan di pemakaman. Apalagi, sampai berfikir bahwa ziarah ke Makam Ma’la tidak ada dalilnya, apalagi sampai berfikir “syirik”. 

Mengenal Ulama Nusantara di Ma’la

Ma’la menjadi lebih popular setelah wafatnya Mbah Maemun Zubair. Karena masyarakat Indonesia, lebih sering ziarah ke Ma’la, khususnya santri-santrinya, dan juga putra-putranya, seperti; Gus Yasin, Idrar, Najih. Beberapa tokoh nasioanl, seperti; Gus Bahauddin Nursalim, Gus Yakut, Gus Yahya serta deretan ulama Indonesia sering berziarah.

Apalagi, pemerintah Arab Saudi juga melonggarkan ziarah kubur, bahkan tidak melarang orang mendoakan (tahlilan) di kuburan.

Sebenarnya, Ulama Nusantara yang dimakamnya di Ma’la cukup banyak, seperti; Syekh Mahfuz Al-Turmusi, Syekh Abdul Hamid Ali Kudus, Syekh Nawawi Al-Bantani, Syekh Abdul Karim Al-Banjari, Syekh Atharid, Syekh Yasin Al-Fadani, Syekah Ahmad Khatib Minankabawi, Syekh Abdul Karim Al-Banjari, Syekh Idris Al-Mandili, Syekh Ahmad Khatib Al-Sambasi. 

Termasuk istri dari Mbah Muhammad Hasyim Asaary wafat di Makkah dan di Makamkam di Ma’la. Bukan puluhan, namun sebenarnya ratusan ulama Nusantara yang dimakamkan di Ma’la, karena jumlah masyarakat Jawa yang bermukim di Makkah, pernah mencapi 15 ribu orang.

Ulama-ulama, lain yang sangat popular di kalangan, seperti; Sayyid Zaini Dahlan, Sayyid Abu Bakar Shata, Sayyid Usman Al-Dimyati, Syekh Ibn Hajar Al-Haitasmi, Sayyid Muhammad, Sayyid Alawi, Sayyid Abbas, Syekh Ismail Zain. Mereka adalah, guru dari kyai dan habaib Indonesia. Berziarah ke Makam Ma’la, berarti ngalab berkah dari para ulama yang dikuburkan di tempat suci.
Mbah Nawawi dan Mbah Maemun.

Setiap orang Indonesia yang akan berziarah ke Makam Ma’la, ketika di depan pintu gerbang biasanya ditanya oleh petugas “Syekh Nawawi, Syekh Maemun”. Dua nama itu lebih dikenal masyarakat awam, dari para tokoh-tokoh lain seperti yang disebutkan di atas. Banyaknya, tokoh dan ulama Indonesia berziarah, membuat kedua ulama legendaris lebih dikenal luas.

Seorang petugas asal Bangladesh yang bekerja di Ma’la selama 10 tahun, ketika saya dan Pak Juliantono Hadi, Cak Khalil, berkunjung, petugas makam langsung menunjukkan makam Mbah Nawawi Al-Bantani, Mbah Maemun Zubair. Ternyata, hampir semua petugas sudah hafal, bahkan ada yang sering merawatnya dengan baik. Ini menjadi sebuah isarah, bahkan Mbah Nawawi dan Mbah Maemun memang sosok kekasih Allah SWT. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES