TIMESINDONESIA, JAKARTA – Warga Nigeria memiliki cara sendiri untuk merayakan Idul Fitri. Setelah sholat Ied mereka secara masal akan menabuh genderang dan mengelilingi kota. Perayaan unik ini mereka kenal dengan nama Festival Dubar. Festival ini dirayakan hampir diseluruh kota di Nigeria secara serempak.
Festival Durbar diikuti seluruh warga kota yang beragama muslim. Uniknya, tak hanya menabuh genderang, beberapa juga akan mengikuti dari belakang sambil menaiki kuda. Bahkan mereka akan membawa peralatan tempur seperti panah, kapak, tongkat dari bilah rotan, pedang, dan lain sebagainya.
Festival ini pertama kali dilaksanakan pada abad ke-14 oleh pasukan Gidan Rumfa, sebuah kerjaan kesultanan terbesar yang pernah memimpin Nigeria. Kerajaan ini didirikan dan dipimpin oleh Muhammad Rumfa. Hingga kini kerajaan ini menjadi tempat wisata ikonik wilayah Kano, Nigeria.
Bisa dikatakan, festival ini merupakan arak-arakan terbesar yang memamerkan pejuang-pejuang tangguh Nigeria. Mereka yang mengikuti festival ini merupakan cerminan para pejuang yang siap menjaga wilayah Nigeria dari penjajah kala itu.
Festival ini akan diakhiri dengan prosesi pacu kuda yang dikenal dengan nama Jahi. Para penunggang kuda akan memacu kuda mereka menuju ke depan Sultan yang menunggu di depan gerbang Gidan Rumfa dengan kencang dan langsung berhenti tepan didepannya sebagai tanda mereka siap berperang.
Namun kini, esensi Festival Dubar berubah lebih kepada sebuah perayaan kemenangan setelah Ramadan. Tak hanya dilangsungkan setelah sholat Idul Fitri, festival ini juga dilaksanakan setelah sholat Idul Adha sebagai tanda selesainya musim ibadah haji.
Namun, jika anda ingin melihat keindahan Gadin Rumfa dan Festival Dubar di Kano,Nigeria, anda diwajibkan menggunakan pakaian tertutup. Bagi perempuan anda diwajibkan menggunakan jilbab dan busana muslim pada umumnya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
| Editor | : Khodijah Siti |
| Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
